Yogyakarta (ANTARA News) - Diversifikasi sudah saatnya dijadikan model penguatan kedaulatan pangan di negeri yang kaya dengan beragam jenis makanan lokal yang berpotensi menjadi makanan pokok ini.
"Sangat riskan bila beras yang persediaannya semakin menipis masih dijadikan komoditas pangan tunggal hingga puluhan tahun mendatang," kata pakar ekonomi pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) Dr Mochammad Maksum di Yogyakarta, Jumat.
Menurut dia, pola diversifikasi yang dirusak oleh Orde Baru harus mulai digalakkan kembali untuk mengantisipasi kekurangan pangan yang setiap tahun selalu mengalami peningkatan.
Dulu, kata dia, Yogyakarta menjadi sebuah kawasan diversifikasi dengan berbagai jenis makanan tradisi yang dianggap sebagai makanan pokok oleh penduduknya.
"Singkong, jagung, umbi-umbian, dan sukun yang saat ini banyak dilupakan, dalam beberapa hal memiliki nilai lebih dibandingkan beras," katanya.
Ke depan, kata Maksum, pemerintah harus mulai mengemas kampanye diversifikasi pangan yang berkelanjutan agar kelangsungan hidup rakyat tidak hanya tergantung pada beras.
"Negara kita harus memiliki kedaulatan pangan agar tidak mudah diombang-ambingkan pasar global," katanya.
Kedaulatan pangan, menurut Maksum, bukan masalah tersedia atau tidaknya pangan, tapi bagaimana upaya penyediaan pangan bagi seluruh penduduk negara ini dapat dipenuhi dari keseluruhan produksi dalam negeri. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007