Sebelumnya ditemukan daging sapi yang kedaluwarsa, sudah busuk, dan daging memakai pengawet."

Koba (ANTARA News) - Kepolisian Resor (Polres) Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung (Babel), bersama pemerintah daerah mewaspadai praktik penimbunan bahan pangan yang dapat memicu tingginya harga selama bulan suci Ramadhan.

"Peredaran bahan pangan terus kami awasi bersama pemerintah daerah untuk menghindari penimbunan yang dilakukan oknum pedagang," kata Kapolres Bangka Tengah AKBP Frengky Yusandhi di Koba, Minggu (28/5).

Pihaknya bersama pemerintah daerah menurunkan tim khusus pengawasi kondisi stok dan harga bahan pangan dalam Ramadhan tahun ini.

"Pengawasan kami lakukan bersama dinas terkait. Ini dilakukan agar pedagang tidak mengambil keuntungan besar karena banyaknya pembeli selama bulan suci ini," ujarnya.

Ia mengemukakan pengawasan itu juga terkait harga daging sehingga baik ketersediaan stok mapun kondisi daging yang lebih layak dikonsumsi harus dipantau secara ketat.

"Sebelumnya ditemukan daging sapi yang kedaluwarsa, sudah busuk, dan daging memakai pengawet. Makanya, pengawasan daging lebih diperketat mengingat tingginya permintaan konsumen selama Ramadhan," ujarnya.

Ia menambahkan, bila ada pedagang nakal yang menaikkan harga kebutuhan pangan, maka akan dijatuhi sanksi baik baik secara administrasi menyangkut izin usahanya maupun ranah hukum terkait kasus pidana.

Sementara itu, Kepala Bidang Peternakan di Dinas Pangan Kabupaten Bangka Tengah, Edi Romdhoni, mengatakan bahwa kasus penjualan daging tidak layak konsumsi sudah pernah terjadi di Bangka Tengah.

"Kasus ini pernah terjadi di Bangka Tengah, maka ke depan tidak boleh terjadi lagi dengan melakukan antisipasi sejak awal. Kami membentuk tim yang terus mengawasi penjualan daging sapi," ujarnya menambahkan.


Baca juga: (Satgas pangan dibentuk untuk stabilkan harga sembako)

Baca juga: (Mendag jamin stok kebutuhan pokok jelang lebaran)

Pewarta: Ahmadi
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017