Roma (ANTARA News) - Kekalahan dramatis pada tahun 2005 diharapkan tidak menghantui para pemain AC Milan ketika berhadapan dengan Liverpool, pada babak final Liga Champions yang akan diadakan di Athena, Yunani, Rabu (23/5) waktu setempat. Pelatih AC Milan, Carlo Ancelotti, seakan berkata kepada pemainnya, yang lalu biarlah berlalu, tinggal sekarang melupakan kenangan pahit kemudian menunjukkan kepada publik bahwa mereka pantas menjadi juara. "Apa yang terjadi pada masa lalu sama sekali tidak membebani kami. Pertandingan di Athena nanti sama sekali berbeda (dengan di Istanbul)," katanya, seperti dilanasir Reuters. Para pemain Milan diharapkan dapat menghapus kenangan pahit ketika bertanding di Stadion Ataturk dua tahun lalu. Mereka kini melihat ke depan, bukan menoleh ke belakang. "Kenangan itu begitu menyakitkan. Saya kira Liverpool tahu bahwa merekan bakal menemui kesulitan dalam pertandingan kali ini," kata kapten Paolo Maldini. "Sekarang saatnya kami menggores tinta emas dalam sejarah." Cafu melukiskan kekalahan Milan dari Liverpool tak ubahnya "seperti mandi shower dengan air dingin". Peristiwa tahun 2005 justru menjadi motivasi kuat bagi Milan untuk sampai ke babak final tahun ini. Milan telah melewati serangkaian masa sulit. Pada Juli lalu, pengadilan olahraga Italia memvonis Milan karena bersalah terlibat dalam pengaturan skor pertandingan di Liga Serie A. Milan mengalami pemotongan sebanyak 44 poin dari jumlah keseluruhan yang telah mereka dapatkan selama musim kompetisi 2005-2006. Namun, "pintu maaf" UEFA akhirnya terbuka bagi Milan. Milan telah menjalani pertandingan hidup mati, utamanya ketika ditahan imbang 2-2 melawan Bayern Munich dalam putaran pertama babak babak kwarter final. Dalam pertandingan tandang di Munich, pelatih Ancelotti memberi arahan kepada dua pemain yakni Clarence Seedorf dan Filippo Inzaghi agar menggedor pertahanan lawan. Milan akhirnya mengandaskan tim tuan rumah dengan skor 2-0 di Allianz Arena. Ketika memupus pasukan Alex Ferguson dengan skor 0-3, anak-anak Milan menampilkan permainan luar biasa yang disebut oleh Ancelotti sebagai penampilan terbaik sejak ia menangani tim itu pada November 2001. Apa pun yang bakal terjadi di Athena nanti, Milan tampil sebagai sosok tim yang mampu bangkit melupakan kenangan pahit, kemudian menyejajarkan diri sebagai tim elite di daratan Eropa. Mulanya publik Italia mempertanyakan penampilan Milan, kini tinggal para pemain membayar kontan dengan merebut trofi Liga Champions. Jalan penuh onak berduri telah mereka lewati. Salah satu pemain yang merasakan tekanan publik yakni striker Kaka. "Kami merasa telah mendapat tekanan pada tahun ini. Sekarang kami justru mulai memperoleh pujian dari publik setempat," katanya. Seedorf bersama rekannya satu tim merasa yakin dapat menghalau momok tahun 2005. "Inilah tahun yang relatif mudah bagi kami, meski kami perlu lebih berusaha keras. Tugas kami sekarang, bertanding dan menang dalam babak final di Sthena. Kami masih menjadi tim yang lapar akan kemenangan," katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2007