London, (ANTARA News) - Tidak ingin terperosok dalam kekeliruan yang dibuat tim lain, inilah yang agaknya dilakukan oleh pelatih Liverpool, Rafael Benitez, dalam menghadapi AC Milan, padababak final Liga Champions yang digelar pada Rabu (23/5) waktu setempat di Athena, Yunani. Rafa kini berharap pada suntikan kenangan masa silam ketika tim asuhannya mencampakkan AC Milan pada tahun 2005 di Istanbul. Liverpool tampak berambisi memboyong Piala Eropa ini untuk keenam kalinya ke Anfield, demikian Reuters melaporkan. Pelatih asal Spanyol ini tidak sekedar mengandalkan "action plan" di atas kertas, tetapi justru membangun "tembok pertahanan", dengan menggenjot daya tahan dan daya dobrak dari para pemainnya yang bakal menempati posisi gelandang bertahan. Taktik ini bertujuan membendung para pemain Milan agar peristiwa masa lalu tidak berulang. Skor 3-0 pada babak pertama dicegah agar tidak terjadi. Rafa menyiapkan kiper Jose Reina untuk bertanding selama 90 atau bahkan 120 menit. Kekokohannya diharapkan menyamai kiper Polandia, Jerzy Dudek, yang mampu tampil penuh heroik menahan derasnya tendangan pemain lawan. Para pemain Liverpool kini berlatih keras mengambil tendangan bebas. Pemain "centre-half" Daniel Agger bersama dengan Sami Hyypia dipertajam daya gempurnya. Sementara John Arne Riise beroperasi dari sayap kiri sebagai gelandang. Pertandingan bakal berjalan seru lantaran barisan pertahanan Milan dibuat repot dengan duet Javier Mascherano dan Xabi Alonso. Kedua pemain itu meneror Steven Gerrard. Penampilan Mascherano yang baru setahun berada di Liverpool kini menunjukkan grafik meningkat. Ia dibeli dari klub West Ham United. Liverpool kini tampak lebih efektif dalam penguasaan bola-bola lambung. Taktik ini disiapkan Rafa untuk membendung kecepatan pemain Brazil Kaka yang telah merobek barisan pertahanan Manchester United dalam babak semi-final. Di barisan depan, striker Peter Crouch yang telah tujuh kali turun dalam musim kompetisi di liga Eropa diharapkan dapat memberi inspirasi bagi rekan sesama tim. Pemain asal Belanda Dirk Kuyt mendukung sepenuhnya. Kedua pemain ini, menurut sejumlah pengamat, lebih berbahaya ketimbang Milan Baros pada jamannya. Dua tahun telah berlalu, kini Benitez meniupkan semangat optimisme pada anak asuhahnya. Para pemain menancapkan "cita-cita menang" dalam benaknya. Para pemain Liverpool tidak akan berjalan sendiri. Orang kaya asal Amerika Serikat George Gillett dan Tom Hicks memberikan dukungan sepenuhnya kepada para pemain. Di atas itu semua, Liverpool telah menyiapkan diri selama empat bulan dalam menghadapi pertandingan di Athena nanti. Situasi berbeda dialami Chelsea dan Manchester United yang terus bersaing dalam perebutan tempat pertama di ajang Liga Utama Inggris dan Piala FA. Perjuangan Liverpool justru terhenti di liga domestik sejak Januari lalu. (*)
Copyright © ANTARA 2007