Padang (ANTARA News) - Gelombang pasang menggulung di perairan pesisir Pasaman Barat, Sumbar, Kamis dinihari, dan menerjang sedikitnya 50 rumah di Kampung Pondok, Kecamatan Sasak Ranah Pasisir, dengan dua diantaranya hancur, 26 rusak besar, serta lainnya rusak ringan."Kami masih mendata rumah warga yang rusak di pinggir pantai barat itu. Jumlah rumah yang rusak di perkampungan nelayan Air Bangis, paling ujung barat Pasbar, belum ada laporannya," kata Kabid Humas Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar), Edi Busti, kepada ANTARA News, Jumat. Kemungkinan jumlah rumah warga yang rusak bertambah dan kerugian belum dapat dirinci. Belum diperoleh adanya korban jiwa dalam bencana itu. Ke-50-an rumah warga dihantam pasang laut itu, dominan milik nelayan, yang bangunan rumahnya dalam bentuk semi permanen dan ada juga semua terbuat dari kayu. "Warga rumahnya hancur dan rusak berat, sudah mengungsi ke rumah keluarganya," ujarnya dan menyarankan, warga tetap waspada. Sedapat mungkin dua hari ke depan, menurut dia, tetap berada di lokasi pengungsian. Terkait kondisi pasang laut hingga kini masih tergolong kuat dan bisa saja lebih buruk lagi. Pasang laut naik bervariasi hingga ketinggian tiga meter dari kondisi normal itu, melanda dalam jumlah besar kawasan pantai Barat Sumatera Barat. Di Kota Padang tercatat 70-an rumah warga di Kawasan pinggir pantai Padang, Pasir Perupuk, Kampung Nan Tigo dan Pasir Jambak, mengalami rusak berat dan ringan. Selanjutnya, 60-an unit rumah nelayan di pinggir pantai Tiku, Kabupaten Agam, mengalami hal yang sama, namun belim diperoleh laporan adanya korban jiwa. Sebelumnya, Kepala Bidang Kesiagaan Kesbang Linmas Sumbar, Ade Edward, mengatkan, masyarakat dihimbau waspada dan menghindari daerah pinggiran pantai, karena kemungkinan menjelang sore hari air laut akan naik lagi. Menurut dia pasang naik, satu gejala alam terjadi tiga hingga lima kali dalam setahun yakni sekitar Mei hingga Agustus. Pada bulan-bulan tersebut, air laut pasang dan rutin menggenangi lahan hingga 300 meter dari bibir pantai. Namun ia mengakui, pasang kali ini tergolong tinggi dalam lima tahun terakhir. "Jadi perlu diwaspadai masyarakat dengan menghindari daerah pinggiran pantai," katanya. Dia menyebutkan, kemungkinan pasang akan semakin naik pada bulan-bulan ke depan dan mencapai puncaknya Agustus 2007. Terkait kondisi itu, ia mengisyaratkan, warga terutama nelayan dihimbau jangan pergi melaut dengan alasan keselamatan. "Cukup membahayakan jika tetap dipaksakan melaut, karena pasang cukup tinggi," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007