Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah di pasar spot antarbank Jakarta, Jumat pagi, turun tajam kembali menembus level Rp8.800 menjadi Rp8.805/8.810 per dolar AS dibanding dengan penutupan hari sebelumnya (16/5) sebesar Rp8.740/8.750 atau turun 65 poin.
Direktur Currency Management Group, Farial Anwar, di Jakarta, mengatakan merosotnya rupiah, karena pelaku asing membeli dolar AS mengikuti pergerakan di pasar uang regional.
Aksi lepas rupiah dipicu oleh menguatnya dolar AS menjelang pertemuan delapan negara-negara industri maju dan isu bahwa bank sentral AS akan tetap mempertahankan suku bunganya, katanya.
Sebelumnya dilaporkan bahwa The Fed akan menurunkan suku bunganya untuk menahan inflasi AS yang cenderung menguat.
Menurut Farial Anwar, rupiah selain tertekan oleh melemahnya pasar saham regional seperti indeks Nikkei, indeks Kospi, Korea Selatan dan Indeks SP/AX 200, Australia juga data manufactur AS yang cenderung menguat.
Tekanan pasar regional itu merupakan faktor utama yang menekan rupiah merosot, meski aktifitas pasar uang domestik lesu, katanya.
Pasar uang domestik cenderung sepi, karena pelaku lokal cenderung menyambut hari libur panjang yang terjadi sejak Kamis (17/5), katanya.
Dolar AS terhadap yen naik menjadi 120,30, dan euro terhadap dolar AS menjadi 1,3490 dan yen terhadap euro 163,90.
Sejumlah pelaku pasar, menurut dia, khawatir dengan pertemuan negara-negara industri maju (G8) yang akan membahas nilai tukar.
G8 dalam pertemuannya pada akhir pekan ini akan membahas masalah nilai tukar, terutama yen yang cenderung merosot dan sikap Bank Sentral Jepang (BoJ) yang masih mempertahankan tingkat suku bunganya. (*)
Copyright © ANTARA 2007