"Kami meminta kalian semua pergi dan segera pindah ke koridor aman yang akan kami buat buat kalian. Kalian akan menemukan panduan, perlindungan dan kendaraan untuk mengangkut kalian ke daerah aman," kata satu pernyataan dari Komando Operasi Gabungan Irak (JOC).
Pernyataan tersebut menyebutkan nama permukiman itu --Zanjili, As-Seha dan Ash-Shifaa, tepat sebelah utara pusat kota tua-- dan daerah permukiman Bab Sinjar, Al-Farouq, Raas Al-Kore, Al-Maidan, Bab Al-Jadid dan Bab At-Toub di ujung selatan serta utara pusat kota tersebut.
Pemerintah ingin menghindari jatuhnya korban jiwa di pihak sipil, yang telah digunakan oleh petempur ISIS sebagai tameng manusia, dan guna melicinkan jalan untuk pasukan keamanan guna membebaskan sisa wilayah Mosul Barat, kata pernyastaan itu.
Instruksi pengungsian tersebut dikeluarkan saat pasukan keamanan bersiap memulai desakan baru ke dalam sisa permukiman di pinggir utara pusat kota, lapor Xinhua. Militer berencana masuk lebih dalam ke wilayah yang dikuasai ISIS di pusat kota tua Mosul, tempat sebanyak 400.000 warga diduga masih terjebak di bawah kekuasaan ISIS.
Pada penghujung Januari, Perdana Menteri Irak Haidar Al-Abadi, yang juga adalah Panglima Angkatan Bersenjata, mengumumkan pembebasan pinggir timur Mosul, atau Tepi Kiri Sungai Tigris, setelah lebih dari 100 hari perang melawan petempur ISIS.
Pada 19 Februari, Al-Abadi mengumumkan dimulainya serangan guna mengusir petempur garis keras dari sisi barat Mosul.
Namun, bagian barat Mosul, dengan jalannya yang sempit dan permukiman yang berpenduduk padat, tampaknya menjadi tantangan yang lebih besar buat pasukan Irak.
Mosul, 400 kilometer sebelah utara Ibu Kota Irak, Baghdad, telah dikuasai ISIS sejak Juni 2014, ketika pasukan pemerintah meninggalkan senjata mereka dan melarikan diri, sehingga petempur ISIS bisa merebut kekuasaan atas banyak wilayah di Irak Utara serta Barat.
(Uu.C003)
Baca juga: (Pendukung ISIS rayakan teror Manchester di Twitter)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017