Jakarta (ANTARA News) - Rabu malam (24/5) itu, sekitar pukul 21.00 WIB, Jihan Audria (19) bersama dua rekannya baru saja melangkahkan kaki keluar dari halte transjakarta Kampung Melayu, Jakarta Timur.
Mereka bersiap menyeberang jalan dan berganti moda transportasi menuju rumahnya di kawasan jalan Jatinegara Barat, Jakarta Timur.
"Jam 21.00 WIB itu lagi keluar halte Kampung Melayu. Mau menyebrang. Waktu itu habis perjalanan dari Ancol mau pulang. Pas nengok kiri halte, ada yang jaga di sana, polisi-polisi," tutur Jihan, kepada ANTARA News, saat ditemui di kawasan Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis.
Tiba-tiba terdengar ledakan tak jauh dari halte. Rasa panik melanda Jihan dan dua rekannya. Seketika mereka berlari menjauhi lokasi kejadian.
Beberapa saat kemudian, Jihan baru menyadari bagian kepala, tepat di sebelah atas telinga kirinya bengkak.
"Tiba-tiba ada bom meledak di situ. Langsung kabur dari situ. Kepala benjol gitu kena sesuatu sepertinya. Enggak tahu apa," kata mahasiswi jurusan akuntansi di sekolah tinggi ilmu ekonomi kawasan Matraman itu.
Belum hilang rasa paniknya, dia kembali mendengar suara ledakan. Jihan samasekali tak menengok ke belakang atau berusaha melihat kondisi sekelilingnya. Satu hal yang terpikir olehnya saat itu adalah segera pulang ke rumah.
Tiba di rumah, Jihan langsung menghubungi kedua orang tuanya yang saat itu sedang ada keperluan di suatu tempat.
"Pertama sampai rumah, mama sama ayah lagi enggak ada. Yaudah aku langsung telpon mereka. Ayah datang langsung dibawa ke IGD ( RS Hermina Jatinegara)," ujar Jihan.
Bagian tubuh menempel di rambut
Tiba di IGD, Jihan yang dalam kondisi sadar mengaku mendapat perawatan medis dari pihak berwenang. Kala itu dia melihat lengan baju dan rambutnya terkena percikan darah.
Dokter lalu membersihkan darah di baju Jihan dan membuka ikatan rambutnya. Saat itulah Jihan baru menyadari, tak hanya darah tetapi ada beberapa potongan kecil daging ikut menempel di rambutnya.
"Rambut lagi dikuncir. Dokter membuka ikatan rambut, karena (ada bagian tubuh) mau dirontgen. Ternyata ada daging dan darah menempel," kata dia.
Usai mendapat perawatan, Jihan sempat melihat tiga orang yang dia yakini sebagai korban bom, juga mendapatkan perawatan namun di ruang berbeda.
"Aku sadar saat itu. Kata dokter enggak apa-apa, hanya bengkak. Ngeliat tiga orang lagi. Beda ruangan. Ada yang luka di punggung, bibir dan kaki," tutur sulung dari dua bersaudara itu.
Saat ini, dia masih mengaku takut dan ngeri bila mengingat kejadian semalam. Dua rekannya, menurut dia, bahkan tak berani keluar rumah.
Takut juga naik transjakrta.Teman-teman masih trauma, Zahra dan Icha takut keluar rumah," kata dia menyudahi wawancara.
Selain Jihan, tiga orang korban luka yang mendapat perawatan di RS Hermina yakni Damai R. Sihalono, dua petugas kepolisian berpangkat Bripda.
Jihan dan Damai akhirnya dibawa pihak keluarga pada Kamis pagi. Sementara dua lainnya, dirujuk ke Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat I Raden Said Sukanto (RS Polri) sekitar pukul 03.00 WIB.
Sebelumnya, dua ledakan terjadi di kawasan Terminal Kampung Melayu di Jakarta Timur pada Rabu (24/5) sekitar pukul 21.00 WIB.
Kejadian itu menewaskan lima orang, tiga polisi dan dua orang yang dicurigai sebagai pelaku, serta menyebabkan 10 orang lain terluka.
Pewarta: Lia Santosa
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017