Jakarta (ANTARA News) - Ibunda Briptu Anumerta Imam Gilang Adinata, Ningwyarti, tidak mendapat firasat apa pun menjelang kepergian putra sulungnya, yang meninggal dunia akibat ledakan bom di Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (24/5) malam.
"Tidak mendapat firasat apa-apa," kata Ningwyarti yang tak mampu menahan tangis kesedihannya di rumah duka di Gang Kelingkit, Jalan Sapta, RT 005 RW 001, Kampung Sawah, Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis.
Ningwyarti terakhir berkomunikasi dengan Gilang hanya beberapa saat sebelum anaknya bertugas mengamankan pawai obor menyambut bulan suci Ramadhan di sekitar lokasi kejadian.
"Cuma menelpon, pamit kalau jaga pengamanan pawai obor jam 19.00 malam," kata Ningwyarti.
"Kemudian tahu-tahu ternyata anak saya jadi korban," ujarnya menambahkan.
Gilang adalah satu dari tiga personel Dit Sabhara Polda Metro Jaya yang tewas akibat dua ledakan bom di Kampung Melayu pada Rabu (24/5) malam. Dua korban lainnya adalah Bripda Ridho Setiawan dan Bripda Taufan Tsunami.
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017