Jakarta (ANTARA News) - Duta Besar Swiss untuk Indonesia, Yvonne Bauman beserta Delegasi Pengusaha Swiss mengakui, Indonesia memiliki potensi pasar yang cukup menggiurkan karena dengan jumlah penduduk yang besar.


“Wajar, jika banyak negara tertarik untuk menjalin kerja sama, termasuk Swiss,” kata Ynonne usai bertemu Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Rabu.


Apalagi, lanjutnya, peringkat investment grade yang diberikan S&P dipercaya akan mendongkrak aliran dana investasi asing ke Indonesia.

“Hingga saat ini, sebanyak 150 perusahaan Swiss telah beroperasi di Indonesia dengan total penyerapan tenaga kerja mencapai 60.000 orang. Kami harap dapat terus menjadi mitra usaha bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia,” ungkapnya.

Kemenperin mencatat, dalam empat tahun terakhir, investasi Swiss di Indonesia telah mencapai 4,5 miliar dollar AS.


Pada 2015, nilai perdagangan Indonesia-Swiss sebesar USD 1,7 miliar atau meningkat tajam sebanyak 124 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.


Sedangkan, kinerja ekspor Indonesia ke Swiss sebesar 1,07 miliar dollarAS dan impor Indonesia dari Swiss sekitar 0,63 miliar dollar AS.

Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin, Harjanto mengatakan, kerja sama dalam bidang ekonomi antara dua negara telah terimplementasi di berbagai bidang seperti industri pengolahan, pariwisata, pertanian, pendidikan dan penerbangan.

Hubungan bilateral yang semakin erat ini ditandai dengan adanya beberapa kerjasama yang telah diimplementasikan dan adanya inisiatif kerjasama lanjutan, yang semuanya itu bermanfaat bagi kedua belah pihak.

“Saat ini, Comprehensive Economic Partnership antara Indonesia dan Swisss sedang dinegosiasikan dalam bentuk Indonesia dan European Free Trade Association (EFTA), dimana Swiss menjadi salah satu anggota,” ungkapnya.

Negosiasi tersebut menjadi satu paket dengan nama Indonesia-EFTA Comprehensive Partnership Agreement (IE-CEPA). “Semoga jalannya negosiasi ini nantinya dapat berjalan lancar dan memberikan keuntungan ekonomi bagi kedua negara,” tutur Harjanto.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017