Jakarta (ANTARA News) - Imam Besar Masjid Istiqlal Prof KH Nasaruddin Umar mengimbau umat beragama di Indonesia untuk tidak saling mengusik akidah masing-masing, sebaliknya justru mengembangkan sikap toleran di tengah keberagaman agama, suku, adat, dan budaya.
"Kalau orang sudah tenang dengan agamanya, tidak usah diusik-usik. Urusan kesesatan agama itu biarlah jadi urusan Allah SWT," katanya seperti dikutip dalam siaran pers di Jakarta, Rabu.
Berbicara dalam Dialog Lintas Agama Dalam Rangka Pencegahan Paham Radikal Terorisme se-Wilayah Jawa Tengah di Solo, Rabu, Nasaruddin juga mengingatkan berbagai pihak agar tidak menggunakan bahasa agama secara sembarangan supaya tidak menuai masalah.
Ia mengatakan banyak contoh orang keliru dalam menggunakan bahasa agama sehingga menimbulkan persoalan besar seperti yang terjadi di Pilkada DKI Jakarta. Menurut dia hal itu perlu dijadikan pelajaran dan introspeksi.
"Betapa kalau kita menggunakan bahasa agama akibatnya sangat besar. Hati-hati menggunakan bahasa agama, jangan gunakan untuk tujuan subjektif atau bisnis dengan memakai ayat atau hadits," tuturnya.
Mantan Wakil Menteri Agama itu juga mengajak umat untuk mendalami nilai-nilai agama masing-masing untuk menemukan nilai-nilai yang bisa memperkuat jiwa Bhinneka Tunggal Ika. Menurut dia hal itu penting dilakukan mengingat adanya serbuan ideologi transnasional ke Tanah Air.
"Dengan terus mendalami dan mengamalkan nilai agama dalam koridor perbedaan, bangsa Indonesia pasti akan kebal dari berbagai pengaruh paham transnasional yang tujuannya ingin memecah belah NKRI," kata dia.
Ia mendukung penuh dialog lintas agama yang digelar Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) itu. Menurut dia dialog lintas agama pernah dilakukan Rasulullah Muhammad SAW di Madinah.
"Hal ini mencerminkan bahwa sejak awal Islam telah mengembangkan budaya dialog untuk memecahkan sebuah masalah. Agama itu mestinya mencerahkan dan agama turun untuk memanusiakan manusia sehinggga kita harus menebarkan kedamaian," tuturnya.
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017