Denpasar (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) Abdala El-Badri mengatakan, Cina dan India merupakan negara pengkonsumsi minyak tertinggi di kawasan Asia.
Akibat permintaan yang cukup tinggi dari kedua negara itu menyebabkan kebutuhan minyak dunia meningkat dari sekarang 84,6 juta barel menjadi 118 juta barel/hari pada tahun 2030, kata Sekjen OPEC, Abdala El-Badri ketika bersama Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro di Kuta, Bali, Kamis malam.
Sebelum pembukaan lokakarya bersama antara Badan Energi Internasional (International Energy Agency-IEA) dan OPEC yang diselenggarakan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral RI, ia mengatakan, permintaan minyak dari negara-negara berkembang mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi.
Permintaan negara-negara berkembang itu dua pertiga diantaranya berasal dari negara-negara di kawasan Asia. Kondisi itu menyebabkan permintaan dari Asia meningkat dari 43 juta barel perhari, dengan pertumbuhan permintaan sekitar 20 persen, kata El-Badri.
Menteri ESDM yang membuka lokakarya tersebut mengatakan, minyak merupakan sumber energi utama bagi Indonesia, yakni 54 persen dari kebutuhan energi nasional. Oleh sebab itu ke depan Indonesia juga harus menggantungkan pada sumber-sumber energi lain.
Pertumbuhan kebutuhan minyak dalam negeri sebesar tujuh persen pertahun. Berbagai upaya dilakukan guna meningkatkan kapasitas produksi minyak Cepu serta mengembangkan 21 ladang minyak baru.
Pengembangan ladang minyak baru dalam tahun 2007 memerlukan dukungan investasi dan itu sangat terbuka bagi investor, baik dalam maupun luar negeri, kata Menteri Purnomo Yusgiantoro.
Ia menambahkan, Indonesia mendorong pengurangan-pengurangan pangsa minyak dalam memenuhi kebutuhan energi nasional menjadi kurang dari 20 persen pada tahun 2025. Hal itu didasarkan atas pertumbuhan energi yang cukup tinggi.
Oleh sebab itu Indonesia sangat memerlukan adanya kerjasama dengan internasional untuk menjamin keberlanjutan pasokan energi terutama minyak.
Lokakarya yang melibatkan delegasi tingkat tinggi yang mewakili Sekretariat OPEC dan sekretariat IEA serta pejabat senior pemerintahan dari negara-negara anggota APEC berlangsung selama dua hari.
Pertemuan itu membahas kebutuhan minyak di kawasan Asia dengan menitikberatkan perspektif dan tantangan, perkembangan ekonomi dan prospek kebutuhan energi Asia, faktor-faktor utama dari kebutuhan minyak di Asia.
Selain itu membicarakan prospek perkembangan Cina dan implikasinya terhadap konsumsi minyak dan industri minyak Asia.
Pertemuan kali ini merupakan yang kelima dari rangkaian kegiatan yang menunjukkan penguatan dialog dan kerjasama antarkedua organisasi (OPEC-IEA), sekaligus tindaklanjut dari lokakarya pertama dan kedua yang memfokuskan pada prospek investasi perminyakan yang berhubungan dengan perspektif minyak masa depan, yakni tantangan investasi, faktor yang mempengaruhi dan masalah ketidakpastian.
Lokakarya ketiga dilaksanakan di Kuwait pada bulan Mei 2005 membahas prospek ekonomi untuk kawasan Timur Tengah dan Afrika utara (MENA) serta prospek kebutuhan dan pasokan energi.
Sementara lokakarya yang keempat diadakan di Oslo, Norwegia membahas kebutuhan minyak terkait kebutuhan minyak bumi dunia dengan fokus perspektif dan ketidakpastian.
Lokakarya kelima di Bali membahas permasalahan utama dan ketidakpastian atas kebutuhan minyak di kawasan Asia untuk tahun-tahun mendatang, dengan tujuan meningkatkan stabilitas pasar minyak yang merupakan tanggung jawab bersama antara produsen dan konsumen.
Semua itu menitikberatkan pada munculnya Cina dan India di pasar energi dunia secara signifikan. Hasil pembahasan dan presentasi dan diskusi dari lokakarya kali ini akan dipublikasikan oleh APEC, sekaligus masukan untuk penyusunan perspektif minyak dunia 2007 yang dibuat oleh IEA (IEA`s World Energy Outlook 2007).
Kelangsungan penguatan kerjasama dan dialog secara aktif antara APEC dan IEA merupakan elemen penting dalam meningkatkan kesepahaman dari fokus dan perhatian kedua pihak serta sejalan dengan kepentingan bersama dalam mendukung stabilitas dan prediktabilitas pasar minyak.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007