Jakarta (ANTARA News) - Keamanan jaringan komputer dari berbagai serangan baik virus, spam dan bentuk ancaman komputer lainnya sudah menjadi keharusan bagi perusahaan-perusahaan yang tak ingin data-datanya terganggu.Pada masa lalu berbagai sistem keamanan yang ditawarkan para pengembang masih bersifat satuan, dalam arti hanya mampu mengatasi gangguan keamanan untuk sebuah jenis serangan seperti virus atau spam.Namun saat ini, perusahaan tak perlu lagi harus membeli sistem keamanan yang terpisah-pisah. Sebuah perusahaan keamanan jaringan yang berdiri tahun 2000 di California yakni Fortinet melalui produknya FortiGate menawarkan sistem keamanan secara menyeluruh dalam satu paket dengan berbagai fleksibilitas dan kemudahan serta tanpa adanya licence per user.Product Specialist Computer Technology International (CTI), distributor produk-produk Fortinet, V Jeremy Andreas di Jakarta, Selasa, mengungkapkan, Fortinet tidak menerapkan license per user atau pun fitur. Sekali membeli produk seperti FortiGate, katanya, semua fitur yang berada di dalamnya sudah bisa digunakan tanpa adanya tambahan license lagi.Sementara untuk melakukan update, lanjutnya, Fortinet baru mengenakan biaya subscription untuk memperbaharui database dari pengguna.FortiGate sendiri menawarkan berbagai penangkal seperti antivirus, antispyware, antimalware, antispam dan web filtering. Untuk berbagai fitur tersebut, katanya, pengguna sudah bisa langsung mengaktifkannya tanpa adanya biaya license.Bahkan jika pengguna sudah mempunyai antivirus yang dibelinya ia bisa menjadi pelengkap dari FortiGate, dan tidak perlu membuang antivirus tersebut.Di Indonesia sendiri, menurut Fortinet System Group Manager Ronny Christian, kesadaran para pengguna terhadap berbagai ancaman internet (cyberthreat) sudah semakin maju setelah adanya berbagai serangan terhadap beberapa situs.Produk-produk Fortinet sendiri juga semakin tinggi permintaannya seperti untuk FortiGate, FortiMail, FortiManager dan FortiAnalyzer.Dibandingkan dengan kuartal pertama 2006, penjualan Fortinet pada periode sama tahun ini Indonesia mencapai sebesar 49 persen, sedikit di atas Vietnam yang meningkat sekitar 42 persen.Meskipun secara jumlah revenue masih berada di bawah Singapura, namun pencapaian ini cukup menggembirakan mengingat perbedaan yang signifikan antara Indonesia dan Singpaura baik dari sisi infrasturktur maupun prioritas budget yang disediakan untuk investasi di bidang teknologi informasi.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007