Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 22 negara anggota Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) yang menghadiri sidang kesehatan dunia (World Health Assembly/WHA) di Jenewa, mendukung usulan resolusi tentang mekanisme pembagian dan pengiriman sampel virus flu burung yang diajukan Indonesia. "Responnya bagus, kita dapat 22 negara sebagai co-sponsor terhadap resolusi kita," kata Direktur Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan I Nyoman Kandun ketika dihubungi ANTARA dari Jakarta, Kamis. Menurut dia, negara-negara yang mendukung usulan Indonesia yang kemudian dituangkan dalam Deklarasi Jakarta itu antara lain Buthan, Vietnam, Kenya, Algeria, Brunei, Kuba, Korea, Iran, Irak, Laos, Malaysia, Myanmar, Maladewa, Peru, Qatar, Saudi Arabia, Solomon Island, Sudan, Timor Leste, dan Kuwait. Kandun, yang menghadiri sidang tahunan tersebut bersama Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari, mengatakan usulan mengenai mekanisme pembagian virus yang bertanggungjawab tersebut telah dibahas dalam kelompok kerja di WHA. "Sekarang resolusi kita sedang dibahas di `working group`," katanya serta menambahkan bahwa selain Indonesia ada dua negara yang mengajukan resolusi tentang flu burung yakni Amerika Serikat dan Thailand. Sebelumnya pemerintah Indonesia memprotes mekanisme pembagian spesimen WHO yang dinilai merugikan negara jangkitan penyakit dengan menghentikan pengiriman spesimen virus flu burung ke laboratorium kolaborasi WHO. Menurut ketentuan WHO, yang sudah berlaku sejak 50 tahun lalu, setiap negara jangkitan diwajibkan mengirimkan sampel virus ke laboratorium kolaborasi WHO dan semua pihak bisa mendapatkan spesimen itu untuk berbagai keperluan, termasuk untuk produksi vaksin komersial, tanpa meminta izin serta kewajiban untuk memberikan kompensasi bagi negara pemilik spesimen. Karena penghentian pengiriman spesimen itu dikhawatirkan dapat mengganggu kelangsungan riset dan penakaran resiko penyakit pada 26-27 Maret 2007 WHO mengadakan pertemuan teknis yang melibatkan 27 negara di Jakarta untuk mengkaji mekanisme pembagian spesimen baru yang bisa menjamin kesetaraan akses negara-negara berkembang terhadap vaksin flu burung. Pertemuan teknis tingkat tinggi WHO tersebut dihadiri oleh pejabat perwakilan laboratorium kolaborasi WHO dan perwakilan dari 27 negara di dunia yakni Indonesia, Australia, Azerbaijan, Belgia, Brunei, Kanada, China, Mesir, Jepang, Malaysia, Laos, Irak, Turki, Vietnam, Singapura, Korea Selatan, Thailand, Filipina, dan Amerika. Negara-negara tersebut kemudian menyepakati kerangka mekanisme pembagian (sharing) informasi, data dan spesimen biologis virus flu burung yang terbuka dan setara, yang dituangkan dalam Deklarasi Jakarta. Di samping mengenai mekanisme pembagian spesimen biologis, dalam deklarasi tersebut, para menteri kesehatan juga menggarisbawahi perlunya pengembangan dan produksi vaksin influenza yang bisa diakses dan mampu dijangkau oleh semua negara guna meningkatkan kesiapsiagaan lokal, regional dan global dalam menghadapi pandemi avian influenza. Dalam deklarasi itu disebutkan pula bahwa setiap negara yang membagikan informasi, data dan spesimen virus flu burung mesti mendapatkan keuntungan atas sampel yang mereka berikan.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007