Bandung (ANTARA News) - Peneliti dan pengunjung Observatorium Boscha yang berada di Lembang, Kabupaten Bandung, Jabar, tidak lama lagi bisa menikmati fasilitas baru berupa Real Time Solar Telescope berupa teropong untuk mengamati matahari."Rencananya akhir tahun 2007 ini fasilitas telescope pengamatan matahari itu sudah bisa diperkenalkan kepada pengunjung," kata Kepala Observatorium Boscha, Taufik Hidayat kepada ANTARA di Bandung, Kamis. Alat baru itu dapat mengamati sinar matahari khususnya spektrum dan image ditampilkan melalui data digital. Pengunjung bisa langsung menikmati data digital yang dihasilkan dari pengamatan dari `Real Time Solar Telescope` pada waktu itu juga. Perangkat itu merupakan yang pertama kali di Indonesia. Investasi yang dibutuhkan untuk menghadirkan alat baru itu sekitar Rp200 juta. "Sebagian perangkatnya dibuat sendiri bekerjasama dengan Jurusan Fisika dan Teknik Mesin ITB," kata Taufik Hidayat. Telescop tersebut akan menggunakan lensa dan perangkat pembantu dari "Telescope Coronado" sebuah perusahaan pembuat lensa dan teleskop ternama di Amerika Serikat. "Coronado merupakan perusahaan pebuat telescop dan mempunyai spesialis untuk teleskop matahari atau `solar telescope," kata Taufik Hidayat yang juga alumnus Astronomi ITB itu. Alat tersebut akan ditempatkan di salah satu ruangan tepatnya di samping ruang utama Obervatorium Boscha. Real Time Solar Telescope itu akan melengkapi fasilitas dari Observatoium Boscha sekaligus memperbanyak obyek yang bisa "dinikmati" oleh para pengunjung ke tempat yang selama ini dikenal sebagai tempat peneropongan bintang itu. Sementara itu terkait kunjungan masyarakat ke Observatorium Boscha rata-rata per tahun sebanyak 60.000 pengunjung baik dari kalangan pelajar, mahasiswa, peneliti maupun masyarakat umum. "Sehari kami batasi hanya 500 pengunjung yang bisa masuk. Jumlah pengunjung terpaksa dibatasi agar tidak mengganggu aktifitas penelitian di sini," katanya. Pengunjung datang dari berbagai daerah baik di Jawa Barat maupun provinsi lain seperti DKI Jakarta, Jateng, Jatim, DIY serta beberapa daerah lainnya di Indonesia. Kecenderungan pengunjung terus meningkat, namun pengelola Observatorium Boscha tidak akan meningkatkan kapasitas jumlah pengunjung yakni 500 orang per hari.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007