Jakarta (ANTARA News) - Dua perusahaan migas asing, Shell dan Petronas, berencana membangun stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di luar Jawa pada tahun ini.
Direktur Pembinaan Hilir Ditjen Migas Departemen ESDM, Erie Soedarmo, di Jakarta, Kamis, mengatakan pihaknya sudah mengeluarkan izin kepada kedua perusahaan mendirikan SPBU di luar Jawa.
"Namun, saya tidak bisa sebutkan lokasinya di mana," katanya.
Sebelumnya, kedua perusahaan ini sudah membangun sejumlah SBPBU di Jakarta dan sekitarnya.
Menurut Erie, pendirian SPBU tersebut juga bisa menjadi persiapan bagi kedua perusahaan masuk dalam bisnis penjualan BBM yakni jenis premium dan solar bersubsidi.
Sesuai UU No 22 Tahun 2001 tentang Migas, pemerintah membuka kesempatan kepada perusahaan di luar PT Pertamina (Persero) yang selama ini memonopoli penyediaan BBM bersubsidi, memasuki bisnis tersebut.
Sebenarnya, Badan Pengatur Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) telah membuka kesempatan perusahaan di luar Pertamina menyediakan BBM bersubsidi 2007.
Namun, karena belum siapnya perusahaan di luar Pertamina memenuhi persyaratan BPH Migas, maka Pertamina tetap menjadi satu-satunya perusahaan yang menyediakan BBM bersubsidi tahun ini.
Salah satu syaratnya adalah memiliki SPBU di dua wilayah niaga, yakni Jawa dan luar Jawa.
Erie mengemukakan perusahaan hendaknya telah diberi informasi mengenai ada tidaknya tender BBM bersubsidi 2008 pada Agustus 2007, sehingga bisa bersiap mengikutinya.
Sejauh ini, baru Shell yang menyatakan kesiapannya mengikuti tender penyediaan BBM bersubsidi tahun 2008.
Namun, Pertamina tetap meminta pemerintah menunjuk BUMN itu menjadi satu-satunya perusahaan yang mendistribusikan BBM bersubsidi.
Alasannya, selain perusahaan negara, sesuai UU Migas No 22 Tahun 2001, pemerintah telah diamanatkan memberikan prioritas kepada perusahaan nasional.
Namun, apabila tetap dilakukan tender, Pertamina minta agar pemerintah memberlakukan kesetaraan kepada perusahaan lain yang akan masuk dalam bisnis penyediaan BBM bersubsidi.
Perusahaan lain juga harus mau mendistribusikan BBM bersubsidi di wilayah yang sulit dijangkau seperti wilayah-wilayah pelosok di Papua atau Maluku.
Karena itu , seperti halnya Pertamina,maka perusahaan lain juga harus mau menyediakan BBM bersubsidi di wilayah yang kurang menguntungkan, selain wilayah dengan nilai ekonomis tinggi seperti Jawa dan Sumatera. (*)
Copyright © ANTARA 2007