Jakarta (ANTARA News) - Makan sahur tidak boleh berlebihan, melainkan harus memperhatikan keseimbangan asupan gizi, kata dosen gizi pada Politeknik Kesehatan Kemenkes (Poltekkes) Malang Fatimah Azzahra.

"Yang biasanya makan tiga kali saat puasa berubah jadi cuma dua kali kadang menyebabkan makannya berlebihan saat sahur atau berbuka," ujar dia dihubungi di Jakarta, Senin.

Makan berlebihan saat sahur atau berbuka dikhawatirkan akan membuat ibadah saat Ramadhan menjadi terganggu.

Bukan jumlah yang diperbanyak, kata Fatimah, melainkan karbohidrat kompleks yang sebaiknya dikonsumsi agar rasa kenyang lebih tahan lama.

"Sebenarnya kalau makan banyak, tetapi yang dikonsumsi karbohidrat sederhana dan tidak ada serat malah justru tidak tahan lama," ucap dia.

Untuk berbuka, Fatimah juga menyarankan tidak berlebihan dan seimbang dengan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan serat.

Meski minuman dan makanan manis dapat meningkatkan kadar gula yang turun selama berpuasa, jika berlebihan dikhawatirkan akan meninggalkan makanan dengan gizi seimbang karena sudah merasa kenyang.

Jika saat puasa menderita konstipasi, kata dia, maka disebabkan kurang minum dan kurang serat sehingga mengkonsumsi buah dan sayur sangat dianjurkan sebagai sumber vitamin, mineral dan serat.

"Minum air juga jangan lupa karena dehidrasi juga selama puasa, sehari tetap diusahakan minum delapan gelas," tutur Fatimah.

Agar tetap delapan gelas, saat berbuka dapat minum dua gelas, empat gelas saat malam, dan dua gelas saat sahur. Selain air putih, cairan juga bisa didapat dari jus buah atau susu dengan kandungan protein. 

Pewarta: Dyah DA
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017