Yerusalem (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengunjungi Yerusalem pada Senin untuk mengupayakan perdamaian Israel dan Palestina, sebuah tujuan yang tidak diupayakan pemerintah sebelumnya.
Menurut Trump, seperti dilansir AFP, upaya tersebut lebih mudah dilakukan dari pada "perkiraan orang-orang."
Kunjungan itu merupakan bagian dari lawatan pertamanya ke luar negeri sebagai presiden dengan Arab Saudi sebagai pemberhentian awal, tempat dia mendesak para pemimpin Islam untuk menentang kekerasan yang dilakukan atas nama agama.
Lawatan tersebut dilakukan saat dia menghadapi serangkaian masalah di AS, termasuk sebuah penyelidikan khusus apakah rekan-rekannya berkolusi dengan Rusia.
Trump dijadwalkan tiba di Tel Aviv, Senin sore, dan sebelum pembicaraan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dia akan mengunjungi dua lokasi ikonik di Yerusalem, sebuah kota yang suci bagi umat Islam, Kristen dan Yahudi.
Lokasi kunjungan pertamanya adalah Gereja Makam Suci, bangunan tempat umat Kristen percaya bahwa Yesus disalib, dikubur dan dibangkitan.
Setelah itu, dia dijadwalkan akan menjadi presiden AS pertama mengunjungi Tembok Barat, tempat paling suci umat Yahudi untuk berdoa dan terletak di Yerusalem timur.
Kunjungan ke Tembok Barat itu menimbulkan kontroversi sebelum Trump meninggalkan Washington, saat pejabat AS menolak untuk mengatakan apakah tembok itu milik Israel.
Baca juga: (Trump: Pertempuran antiteror bukan pertarungan antaragama)
Penerjemah: Try Reza Essra
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017