Bandung (ANTARA News) - Sebanyak 10 korban keracunan diduga setelah menyantap makanan dalam kegiatan sosial masih menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dokter Slamet Kabupaten Garut, Jawa Barat, Minggu malam.
"Pasien yang masuk totalnya tercatat 166 orang, sebanyak 150 orang sudah boleh pulang, 10 lagi masih dirawat," kata Humas RSUD Dokter Slamet Garut, Muhammad Lingga Saputra melalui telepon seluler, Minggu.
Ia menuturkan, seluruh korban yang mengalami keracunan itu merupakan korban bencana banjir bandang Sungai Cimanuk yang tinggal di tempat pengungsian.
RSUD Garut mulai menerima beberapa pasien yang diduga keracunan makanan tersebut sejak Minggu dini hari, kemudian pasien terus bertambah.
"Pasien datang secara terus-menerus, setelah mendapatkan perawatan intensif, korban mulai membaik dan bisa pulang," katanya.
Ia menyampaikan, tim medis RSUD Garut mendiagnosis para pasien tersebut akibat keracunan makanan, terkait jenis makanannya belum diketahui.
Pihak RSUD Garut, kata dia, tidak memiliki kewenangan untuk memeriksa makanan yang menjadi penyebab keracunan tersebut karena tugas itu ada pada Dinas Kesehatan.
"Diagnosa oleh tim medis diduga keracunan makanan, untuk mengetahui lebih lanjut perlu uji lab yang kewenangannya ada di Dinas Kesehatan, kami hanya melakukan penanganannya saja," katanya.
Ia mengakui, akibat serentaknya pasien keracunan tersebut membuat RSUD Garut kewalahan untuk menanganinya karena keterbatasan ruang dan peralatan.
"Kehabisan ruang karena datangnya banyak secara bertahap sejak subuh, mereka terus-terusan datang," katanya.
Meskipun terbatas ruangan, kata Lingga, pihaknya tetap berupaya memberikan pelayanan medis, seluruh pasien diberi infus untuk mengganti cairan tubuh sekaligus mengeluarkan racun.
"Untuk pasien yang belum pulang harus dikuras dengan diinfus biar sisa racunnya keluar, dibuang, makanya harus masuk cairan baru," katanya.
Sebelumnya, korban yang merupakan pengungsi bencana banjir bandang Sungai Cimanuk Garut mengikuti kegiatan sosial di tempat pengungsian, Garut Kota, Sabtu (20/5).
Selanjutnya, pengungsi makan bersama secara prasmanan yang telah disajikan oleh pihak donatur dalam kegiatan sosial itu.
Beberapa lama kemudian warga mengeluhkan pusing, mual-mual hingga tengah malam warga merasakan sakit perut secara bersamaan di tempat pengungsian.
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017