Padang (ANTARA News) - Ahli spesialis anak dr Utami Roesli Sp.A mengungkapkan dalam Air Susu Ibu (ASI) terkandung sejumlah keajaiban antara lain terdapat zat antikanker, pencegah risiko alergi bayi hingga menurunkan angka kematian pada bayi.
"Berdasarkan hasil temuan dalam ASI terdapat zat anti kanker dapat memperkuat kekebalan tubuh bayi secara alami serta zat yang dapat membunuh 40 sel tumor yang berbeda berdasarkan publikasi Jurnal Internasional tentang kanker," kata dia di Padang, Sumatera Barat, Minggu.
Ia menyampaikan hal itu pada Workshop dengan tema "Keajaiban ASI dan Efek Samping Pemberian Formula Pada Bayi Ditinjau Dari Sisi Medis dan Hukum Syariah" diikuti pada dai yang ada di Padang.
Menurutnya selain melindungi bayi pemberian ASI oleh ibu juga akan menurunkan risiko terkena kanker payudara.
"Pada ibu yang menyusui akan risiko terkena kanker payudara turun enam persen setiap tahun," katanya.
Kemudian pada bayi yang diberikan ASI ekslusif akan menurunkan risiko terkena obesitas dan gangguan penyakit lainya.
Ia memastikan bayi yang disusui akan lebih sehat sepanjang hidupnya dan jarang mengalami gangguan perilaku baik emosional maupun psikologis.
Menyusui juga akan mendekatkan hubungan ibu dan anak secara emosional, meningkatkan produksi hormon cinta dan memperkuat kekebalan tubuh anak, kata dia.
Oleh sebab itu ia menganjurkan ibu yang baru melahirkan untuk segera menyusui bayi atau dikenal dengan program Inisiasi Menyusui Dini (IMD) karena memiliki banyak manfaat.
"Menyusui dini dilakukan secepatnya setelah melahirkan dengan cara bayi ditengkurapkan di dada ibu dimana bayi akan mencari sendiri payudara ibu secara alami," katanya.
Menurut Utami segera menyusui bayi akan dapat menunda angka kematian bayi hingga 22 persen dan 16 persen pada 24 jam pertama.
Inisiasi menyusui dini juga mempertahankan kehangatan bayi sehingga pemberian ASI akan lebih berhasil dan membuat detak jantung serta pernafasan lebih stabil, ujar dia yang merupakan pendiri sentra Laktasi Indonesia.
Tidak hanya itu pemberian ASI oleh ibu akan membantu menurunkan angka kemiskinan khususnya bagi keluarga yang kurang mampu.
"Berdasarkan penghitungan jika ada ibu yang memberikan susu formula standar kepada bayi maka dalam sebulan harus mengeluarkan biaya minimal Rp500 ribu hingga Rp600 ribu, ini tentu memberatkan apalagi bagi yang kurang mampu," kata dia yang sudah menjadi dokter anak selama 36 tahun.
Menurut dia jumlah yang dikeluarkan untuk membeli susu tersebut akan menyita pengeluaran rumah tangga apalagi bagi mereka yang penghasilannya masih di bawah Rp1 juta.
"Oleh sebab itu akan lebih baik jika ibu langsung memberikan ASI sehingga tidak perlu keluar uang membeli susu, pengeluaran dapat dihemat dan uangnya dipakai untuk kebutuhan lain,"ujar dia.
Ia mengatakan jika yang diberikan kepada bayi adalah susu formula premium maka tidak kuran dari Rp2 juta harus dikeluarkan setiap bulan.
Utami menghitung total biaya rata-rata yang dikeluarkan untuk membeli susu formula untuk anak usia hingga enam bulan mencapai Rp9,8 juta.
Hingga anak usia satu tahun pengeluan beli susu formula akan mencapai Rp20,4 juta, sampai dua tahun akan keluar uang Rp43 juta hingga Rp134, 4 juta, kata dia.
Wali Kota Padang Mahyeldi saat membuka acara mengatakan berbicara tentang ASI adalah persoalan masa depan karena kewajiban kita menghadirkan generasi yang berkualitas.
ASI berpengaruh terhadap kecerdasan, kesehatan dan daya tahan tubuh anak, katanya.
Ia menemukan ada ibu yang tidak mau menyusui bayi dengan alasan mempengaruhi bentuk fisik dan ini merupakan pribadi yang individualis karena hanya memikirkan tubuhnya terpelihara, sementara anaknya tidak diberikan asupan terbaik.
Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2017