"IHSG ditutup di level tertinggi sepanjang sejarah menjadi 5.791,88 poin pada akhir pekan lalu (Jumat, 19/5)," papar Kepala Divisi Komunikasi BEI Yulianto Aji Sadono dalam keterangan resmi di Jakarta, Minggu.
Ia mengemukakan bahwa peringkat layak investasi itu turut mendorong kinerja IHSG selama sepekan atau pada periode 15-19 Mei 2017 mengalami peningkatan sebesar 2,06 persen dibandingkan pekan sebelumnya di posisi 5.675,22 poin.
"Kinerja IHSG di sepanjang tahun berjalan ini telah mengalami kenaikan sebesar 9,35 persen," paparnya.
Ia menambahkan bahwa kinerja IHSG yang positif itu turut mendorong nilai kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia meningkat menjadi Rp6.308,38 triliun.
Pada periode 15-19 Mei 2017 ini, Yulianto Aji Sadono juga memaparkan bahwa rata-rata frekuensi transaksi perdagangan saham BEI menguat 1,98 persen menjadi 328.450 kali transaksi. Meski demikian, rata-rata volume transaksi perdagangan saham BEI menurun 36,20 persen menjadi 8,36 miliar unit saham.
Sementara itu, rata-rata nilai transaksi perdagangan saham harian pada periode itu juga menurun sebesar 10,76 persen menjadi Rp7,32 triliun. Investor asing tercatat melakukan jual bersih Rp211 miliar pada periode itu.
"Namun, secara tahunan investor asing masih mencatatkan beli bersih sebesar Rp28,01 triliun," paparnya.
Sebelumnya, Direktur Panin Asset Management, Rudiyanto mengatakan bahwa setelah kenaikan peringkat Indonesia menjadi layak investasi, IHSG diproyeksikan menembus level 6.000 poin dalam waktu dekat ini.
"Valuasi kami, jika S&P tidak menaikan peringkat harga wajar IHSG berada di level 6.000 poin. Jika peringkat naik maka akan menembus level itu," katanya.
Pada Jumat (19/5), lembaga pemeringkat Standard and Poor's (S&P) menempatkan Indonesia pada Investment Grade dengan menaikkan peringkat Indonesia pada level BBB-/stable outlook.
Peringkat layak investasi juga telah diberikan oleh lembaga pemeringkat internasional lain seperti Japan Credit Rating Agency (JCRA) pada Juli 2010, Fitch Rating pada Desember 2011, Moodys pada Januari 2012, dan Rating and Investment pada Oktober 2012.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017