Surabaya (ANTARA News) - Lima korban meninggal dunia kecelakaan KM Mutiara Sentosa I yang terbakar di perairan Masalembu, Jawa Timur, tiba di Pelabuhan Tanjung Perak, Kota Surabaya, Minggu dini hari.

Kelima korban meninggal itu dibawa Kapal Negara (KN) SAR 225 dari Badan SAR Nasional, yang sandar di dermaga Jamrud Selatan, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, sekitar pukul 03.30 WIB.

"Sebenarnya kami dengan KN SAR 225 membawa delapan korban KM Mutiara Sentosa I," ujar Kepala Seksi Potensi Kantor SAR Surabaya, Gatot Wibisono, setiba di dermaga itu.

Dia merinci, dari delapan korban itu, lima telah meninggal, sedangkan tiga yang lain korban selamat namun luka-luka. Tiga korban selamat itu Subari asal Situbondo, Saptana asal Malang, dan Risandi asal Jakarta.

Ketiganya langsung dilarikan ke RS Primasatya Husada Citra (PHC) di kawasan Tanjung Perak Surabaya untuk dirawat lebih lanjut.

Sedangkan lima korban meninggal dunia, Wibisono mengatakan, empat di antaranya telah teridentifikasi. "Tinggal satu korban meninggal dunia yang belum teridentifikasi," katanya.

Empat korban meninggal yang telah teridentifikasi, tiga di antaranya berasal dari Jawa Timur, yaitu Bambang asal Surabaya, Prayit asal Banyuwangi, Supri asal Malang, Jawa Timur, serta seorang korban meninggal berasal dari Jawa Tengah, yaitu Yusuf asal Purwodadi.

"Sementara seorang korban meninggal yang belum teridentifikasi kami sebut Mr X," ujar Wibisono.

Petugas Badan SAR Nasional langsung menyerahkan lima korban meninggal tersebut kepada tim Identifikasi Bencana Kepolisian Daerah Jawa Timur untuk diotopsi.

"Khususnya terhadap seorang korban meninggal yang belum teridentifikasi, kami harapkan Tim DVI Polda Jatim dapat mengidentifikasinya," ucapnya.

Wibisono menjelaskan, seorang korban meninggal yang belum teridentifikasi sebenarnya mayatnya tidak terlalu rusak.

"Mayatnya masih utuh. Badannya penuh tato, rambutnya panjang. Hanya saja sulit dikenali. Bahkan kami tidak tahu apakah mayat ini laki-laki atau perempuan," ujarnya.

Pewarta: Slamet Sudarmojo dan Hanif Nashrullah
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017