Riyadh (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah tinggal landas dengan pesawat kepresidenan Air Force One pada saat kabar menghebohkan terbaru muncul yang menyebutkan dia mengaku kepada para pejabat Rusia telah memecat Direktur FBI James Comey karena si direktur dianggapnya gila.
Para pejabat pemerintahan Trump yang turut menumpangi pesawat kepresidenan tujuan Riyadh, Arab Saudi, itu bergegas berkoordinasi dengan para staf di Washington dan mereka yang baru saja mendarat di ibu kota Arab Saudi itu untuk menyiapkan jawaban atas berita terbaru dari New York Times mengenai Comey tersebut.
Guncangan kedua muncul dari Washington Post yang melaporkan bahwa hasil penyelidikan kontak-kontak Rusia dengan tim kampanye Trump tahun lalu telah sampai kepada seorang pejabat aktif Gedung Putih saat ini. Nama sang pejabat tidak disebutkan.
Kepala Staf Gedung Putih Reince Priebus bergegas menenangkan keadaan. Berbicara kepada wartawan di Air Force One, Priebus menyatakan Trump menghabiskan waktu selama terbang ke Riyadh dengan membaca koran, rapat dengan para penasihat keamanan dan staf lainnya, dibrief mengenai lawatannya ke Saudi dan tak lupa tidur sebentar.
Namun frustasi terlihat jelas dari orang-orang dekatnya. Tangan kanan presiden Dan Scavino sewot menanggapi sebutan mantan musuh Trump selama pencalonan presiden, bekas gubernur Florida Jeb Bush, yang menyebut Trump "presiden rusuh" menyusul berbagai berita buruk besar tentang dia belakangan ini.
Scavino menyerang balik Bush dengan meminjam omelan Trump selama kampanye kepada si mantan bakal calon presiden dari Republik yang akhirnya dikalahkan Trump itu.
"LOW ENERGY JEB (Si loyo Jeb) sudah kehilangan stok pukulannya. Mungkin @RedBull atau @MonsterEnergy bisa membantunya," cuit Scavino. Red Bull dan Monster Energi adalah dua merek minuman bersuplemen.
Lawatan sembilan hari ini akan membawa Trump ke empat negara. Dan Gedung Putih mati-matian fokus pada materi lawatan yang diharapkan mereka membawa pencapaian-pencapaian besar.
"Kami fokus kepada hal itu. Media akan membahas apa yang mereka bicarakan dan rakyat akan histeris pada apa yang mereka histeriakan, banyak orang yang tidak fokus," kata seorang pejabat senior Trump kepada Reuters.
Lawatan ini akan menjadi perjalanan paling lama Trump dari Gedung Putih sejak dilantik pada 20 Januari.
Dia ditemani orang-orang dekatnya yang ingin mengesampingkan perbedaan-perbedaan di antara mereka sendiri, seperti antara si menantu Jared Kushner dengan si ahli strategi senior Steve Bannon.
Agenda Trump terbelokkan oleh pemecatan Comey dan penunjukkan penuntut khusus untuk menyelidiki intervensi Rusia.
"Saya kira lawatan luar negeri ini adalah hal yang mereka nanti-nantikan karena akan mengubah narasi. Lawatan ini memberi mereka sedikit waktu (untuk mengalihkan persoalan)," kata seorang anggota Republik yang dekat dengan Gedung Putih seperti dikutip Reuters.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017