Beijing (ANTARA News) - Impor minyak mentah Cina mengalami pertumbuhan 10,8 persen pada empat bulan pertama tahun ini di banding setahun lalu, dikarenakan pertumbuhan diperlukan negara itu untuk sumber-sumber bahan bakar bagi ekonomi pertumbuhan cepat, Administrasi Umum Kepabeanan Cina (GAC) mengumumkan, Rabu. Impor minyak mentah negara itu mencapai 54,46 juta ton antara Januari hingga April tahun ini, di banding periode yang sama tahun lalu yang tercatat 49,15 juta ton, demikian menurut laporan GAC. Laporan itu juga menyebutkan bahwa impor minyak untuk April naik dengan 23 persen mencapai rekor tinggi bulanan yakni 14,82 juta ton. Dibanding periode yang sama setahun lalu, ekspor minyak mentah Cina turun dengan 55 persen menjadi 1,07 juta ton. Cina, merupakan konsumen minyak terbesar ke dua dunia setelah Amerika Serikat, terlihat suatu pertumbuhan cepat dalam konsumsi minyak karena ekonominya terus meningkat. Menurut angka-angka yang dikeluarkan oleh Kantor Statistik Nasional, negara itu tahun lalu mengkonsumsi lebih dari 320 juta ton minyak mentah atau naik 7,1 persen di banding setahun sebelumnya. Sebanyak 145,18 juta ton minyak mentah --atau 45 persen dari total konsumsi minyak mentah tahun lalu--berasal dari impor. Permintaan untuk minyak yang terus meningkat untuk memenuhi ekonomi pertumbuhan cepat telah menjadikan ekspansi berbagai kegiatannya di Afrika, di mana lebih dari 30 persen impor minyak mentahnya baru-baru ini didatangkan dari Afrika. Angola tahun lalu melampaui Arab Saudi sebagai sumber impor minyak utama Cina, menyumbang sekitar setengah dari impor negara itu dari benua tersebut. Sudan juga mitra minyak utamanya, memasok sekitar tujuh persen kebutuhan minyak Cina. Meskipun pertumbuhan cepat dalam impor minyak, Cina telah menyatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk membuat pertumbuhan ekonominya lebih mantap. Pemerintah Cina menetapkan target pengurangan konsumsi energi dengan 20 persen per unit produk domestik bruto antara 2006 hingga 2010. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007