Shanghai (ANTARA News) - Kapal Angkatan Laut China berkunjung ke Myanmar dan akan melakukan komunikasi, pencarian dan penyelamatan, serta pelatihan bersama dengan Angkatan Laut Myanmar, kata Kementerian Pertahanan China, Sabtu.

Kapal tersebut tiba di Yangon pada Kamis untuk melakukan kunjungan empat hari, kata juru bicara Wu Qia dalam sambutannya di laman kementerian, seperti dilaporkan Reuters.

Wu mengatakan China bersedia memperkuat strategi komunikasi dan memperdalam kerja sama dengan Myanmar sambil berupaya bersama menjaga perdamaian dan ketenangan kawasan dan meningkatkan hubungan dwipihak.

Kunjungan kapal itu memulai hari saat China dan Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) menyetujui kerangka kerja untuk kode etik, yang telah lama diperdebatkan, terkait Laut China Selatan, yang disengketakan.

Itu terjadi setelah Presiden China Xi Jinping bertemu dengan Peraih Nobel Aung San Suu Kyi - yang bertugas sebagai Menteri Luar Negeri Myanmar saat juga menjadi kepala de facto pemerintahan sipilnya - di Beijing awal pekan ini setelah Forum "One Belt One Road" atau "Sabuk dan Jalan" China.

China memiliki hubungan dekat dengan mantan pemerintah militer Myanmar, dan dengan hati-hati mengawasi proses demokratisasi di negara tetangganya di selatan yang strategis itu.

Sebelumnya, Presiden Xi Jinping kepada pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi mengatakan China akan terus membantu negara itu mencapai kedamaian, dan menyeru kedua pihak menjaga ketenangan di perbatasan bersama mereka, kata media pemerintah.

Pertempuran pada Maret di Myanmar mendorong ribuan orang masuk China mencari perlindungan, membuat Beijing menyerukan gencatan senjata antara petempur suku dengan petugas keamanan di sana serta melakukan pelatihan tentara di sepanjang perbatasan.

Xi bertemu dengan peraih Nobel Suu Kyi -yang menjabat menteri luar negeri Myanmar sekaligus pemimpin sebenarnya pemerintahnya- sesudah acara "Sabuk dan Jalan China" pada Minggu dan Senin.

"China bersedia terus memberikan bantuan yang diperlukan untuk perdamaian dalam negeri Myanmar," kata kantor berita resmi China Xinhua mengutip keterangan Xi.

"Kedua pihak harus bekerja sama melindungi ketenangan dan keamanan perbatasan China-Myanmar," kata Xi.

Kantor berita itu tidak menjelaskan bantuan yang akan China berikan.

China berulang kali menyatakan keprihatinannya atas pertempuran di perbatasan, yang kadangkala melimpas ke wilayahnya, misalnya pada 2015, ketika lima orang tewas di China.

Xi juga menyatakan China akan bekerja untuk meningkatkan kerja sama dengan Myanmar dalam rencana pengembangan Sabuk dan Jalan, yang bertujuan memperkuat kepemimpinan dunia China dengan memperluas prasarana Asia, Afrika, Eropa dan sekitarnya.

Presiden Xi menjanjikan 124 miliar dolar pada Minggu untuk memperluas jangkauan prakarsa itu dalam dua hari temu puncak pemimpin dunia di Beijing.

Suu Kyi mengatakan kepada Xi bahwa Myanmar sangat berterima kasih atas bantuan China dan akan bekerja dengan China untuk menjaga ketenangan di perbatasan tersebut, kata Xinhua.

Beijing pada bulan lalu menawarkan penengahan perselisihan diplomatik atas penerbangan sekitar 69.000 warga suku kecil Rohingya ke Bangladesh untuk menghindari kekerasan di Myanmar, kata pejabat Bangladesh.

Myanmar dikecam keras di Barat atas kekerasan terhadap Rohingya.

Suu Kyi dilarang menjadi presiden di bawah undang-undang dasar Myanmar, namun memimpin pemerintahan melalui jabatan "penasihat negara", yang dibentuk khusus. (Uu.G003)


Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017