"Saya lihat Taiwan bagus, sasaran utamanya tentu Tenaga Kerja Indonesia. Barangkali mulai dari membuka perwakilan dulu," kata Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI) Suprajarto seusai acara penandatanganan nota kesepahaman dengan tujuh BUMN di Kantor Wilayah BRI Yogyakarta, Jumat.
Suprajarto mengatakan saat ini BRI telah memiliki kantor perwakilan di Hongkong dan direncanakan ditingkatkan menjadi kantor cabang penuh. Namun demikian, ia memperkirakan Taiwan justru memiliki potensi pasar, khususnya pengiriman uang (remitensi) jauh lebih besar dibandingkan Hongkong.
Menurut dia, pertumbuhan jumlah TKI yang sangat pesat di Taiwan menjadi pertimbangan tersendiri untuk memperluas bisnis ke sana. Hingga saat ini, kata dia, jumlah TKI di Taiwan mencapai 250.000 orang, sedangkan di Hongkong masih berkisar 150.000 orang. "Di Taiwan jumlah TKI per bulan bertambah 2.500 orang," kata Suprajarto.
Selain dari sisi kuantitas, menurut dia, prospek pendirian kantor perwakilan di Taiwan secara kualitas cukup bagus karena gaji para TKI di Taiwan termasuk paling tinggi dibanding di negara-negara lain di Asia. Tingkat perlindungan TKI oleh pemerintah setempat juga lebih bagus dibanding di negara lainnya.
Meski demikian, Suprajarto mengaku masih akan mematangkan keinginan memperluas bisnis ke Taiwan itu bersama jajaran direksi BRI lainnya. Rencana itu, kata dia, juga masih akan dikonsultasikan dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta Bank Indonesia (BI).
"Saya ingin tanyakan apa bisa membuat perwakilan di Taiwan yang belum ada hubungan diplomatik dengan Indonesia," kata dia.
Baca juga: (BRItingkatkan bisnis di Hongkong awal 2018)
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017