Johannesburg (ANTARA News) - Penjahat di Afrika Selatan didesas-desuskan merampok ARV (obat AIDS) untuk dicampur dengan ganja agar lebih membuat "teler", kata rumahsakit setempat hari Rabu. Rumahsakit St Mary di Durban, provinsi KwaZulu-Natal, mengemukakan bahwa pasien dan karyawan melaporkan pencurian ARV dilakukan untuk penggunaan seperti itu. "Koordinator program ARV untuk masyarakat memastikan bahwa rata-rata dua kali sebulan, dia menerima laporan dari pasien bahwa obat anti-retroviral mereka dicuri, dengan todongan pisau atau diambil dari tangan pasien," kata kepala rumah sakit tersebut, dokter Douglas Ross, dalam pernyataan. Kelompok pelobi AIDS (TAC) mengingatkan tentang bahaya mengisap asap Stocrin, yang merupakan bagian dari terapi koktail rangkap tiga, selain melaporkan penyalahgunaan obat tersebut. Stocrin adalah "obat sangat beracun", kata jurubicara TAC, Lerato Maloka, kepada AFP. "Stocrin memengaruhi sistem saraf pusat. Yang memunyai depresi atau psikotik disarankan tidak menggunakan Stocrin, karena akan memperburuk keadaan," katanya. Pemakai obat itu dapat mengalami akibat samping, seperti, pening, mimpi buruk dan halusinasi. "Orang dengan berbagai uumur mencurinya (Stocrin) dari pasien untuk dirokok bersama `dagga`," kata koran "Saturday Star" mengutip ucapan relawan Nancy Sias. "Mereka mengatakan Stocrin lebih membuat `teler` daripada Mandrax dan membuat mereka merasa pening, aneh serta mendapat impian sangat hebat," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007