Jakarta (ANTARA News) - Hari Kamis pekan ketiga Mei 2017, suasana di fasilitas Pemusatan Pelatihan Nasional (Pelatnas) cabang olahraga bulu tangkis di Cipayung, Jakarta Timur, sedikit berbeda.
Suara-suara pukulan raket menghantam shuttlecock dengan bertenaga dan teriakan-teriakan para pelatih memberi arahan para pemain tidak seramai seperti biasanya.
Memang sejak Rabu (17/5) beberapa pemain utama dan pelatih Pelatnas Cipayung sudah bertolak ke Gold Coast, Australia, untuk mencoba kembali peruntungan di kejuaraan beregu campuran Piala Sudirman yang pernah direngkuh Indonesia di edisi pertamanya pada 1989 lalu.
Susy Susanti menjadi kunci dalam kejuaraan beregu yang didedikasikan untuk mengenang bapak bulu tangkis Indonesia, Dirck Sudirman, edisi perdana tersebut, dengan menjadi pembuka kemenangan tim Indonesia setelah tertinggal 0-2 dari tim Korea Selatan usai mengandaskan Lee Young Suk.
Hal tersebut merupakan catatan luar biasa bagi Susy yang kala itu baru berusia 18 tahun. Setelah kandas di set pertama 10-12 dan tertinggal 2-10, dia membuktikan Indonesia belum habis dengan mengejar perolehan poin 10-10, bahkan memaksakan set penentu setelah mendapatkan set kedua 12-10.
Berbekal kemenangan set kedua itu, Susy tampil tanpa memberi ampun pada Lee di set pamungkas dengan menyelesaikan pertandingan itu 11-0, yang memberi dorongan semangat para punggawa Merah Putih untuk mengubah peruntungan Indonesia kala itu.
Pada 2017 ini, peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992 itu kembali turun di Piala Sudirman, namun ia bukan sebagai pemain dengan berbagai catatan mengesankannya melainkan sebagai manajer yang akan memimpin tim yang berisi putra-putri terbaik Indonesia di cabang bulu tangkis.
Kekuatan
Di Piala Sudirman 2017, Indonesia mengirimkan 20 pemain (10 putra dan 10 putri) dengan komposisi lebih banyak pemain muda yang akan menjadi andalan Indonesia di berbagai turnamen beregu di kemudian hari.
Sejumlah pemain senior yang memiliki jam terbang tinggi di turnamen beregu juga turut diikutsertakan dalam tim.
Di tunggal putra, PBSI mengirimkan Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting yang notabene merupakan junior dari pemain pelatnas lainnya, Tommy Sugiarto.
Keputusan federasi tersebut kemungkinan besar karena berkaca dari performa Jonatan dan Anthony dalam kejuaraan beregu Piala Thomas pada 2016 lalu, di mana mereka dianggap bermain baik dan sukses menghasilkan poin bagi Indonesia di beberapa pertandingan.
Akan tetapi keputusan itu bisa dibilang perjudian, mengingat selepas Piala Thomas 2016, keduanya belum bisa tampil stabil seperti yang diharapkan dengan indikator belum mampunya mereka menembus peringkat 20 besar sejauh ini.
Dari segi penampilan sejauh ini, Jonatan berpeluang besar menjadi andalan Merah Putih di nomor itu, namun Anthony juga tidak kalah memiliki peluang yang tinggi dengan berbekal peringkat dunianya yang lebih baik di urutan 23.
Pada nomor tunggal putri, PBSI mengirimkan tiga pemain yang termasuk para pemain debutan Piala Sudirman, yakni Fitriani (18), Dinar Dyah Ayustine (23), dan Gregoria Mariska Tunjung (17).
Dari segi penampilan dan peringkat, Fitriani sangat berpeluang besar menjadi andalan Indonesia di nomor tunggal putri mengingat peringkatnya yang lebih baik di urutan 23, bila dibandingkan Dinar dan Gregoria yang masing-masing berperingkat 40 dan 72 dunia.
Di ganda putra, PBSI menurunkan nama Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi, dan pemain senior Mohammad Ahsan yang berpasangan dengan Rian Agung Saputro.
Dengan berbekal performa apik mereka sepanjang 2016 dan 2017, serta menempati posisi puncak, Marcus/Kevin dipastikan akan menjadi tumpuan utama untuk mendulang poin Indonesia.
Namun, Angga/Ricky juga berpeluang menjadi andalan karena memiliki rekor tampil baik jika berlaga di turnamen beregu.
Di ganda putri, kekuatan Indonesia bisa dibilang berkurang dengan tidak adanya Nitya Krishinda Maheswari di dalam skuat Piala Sudirman lantaran masih harus menjalani penyembuhan karena cedera.
Kendati demikian, pasangan duet Nitya, yakni Greysia Polii, di dalam skuat Indonesia sedikit banyak memberikan tenaga bagi nomor ini dan membuka kemungkinan untuk menduetkan Greysia dengan para juniornya, seperti Rosyita Eka Sari Putri, Anggia Shitta Awanda, Della Destiara, atau Apriyani Rahayu.
Sementara itu, di nomor ganda campuran, Liliyana Natsir yang masih dalam penyembuhan dari cedera membuat skuat ganda campuran menyisakan Praveen Jordan, Debby Susanto, Tontowi Ahmad, dan Gloria Emanuelle Widjaja.
Jika melihat komposisi pemain yang ada di nomor ganda campuran, Praveen/Debby akan menjadi andalan. Namun, jika kondisi Praveen belum mencapai kembali 100 persen (setelah sakit tifus) saat turnamen dimulai, kemungkinan besar Debby akan berduet dengan Tontowi atau dengan opsi menduetkan Tontowi dan Gloria.
Target Realistis
Indonesia sedari awal memasang target menembus semifinal kejuaraan Piala Sudirman 2017. Namun, walau dengan tim yang sebagian besar berisi pemain-pemain muda ditambah berkurangnya kekuatan tim karena badai cedera yang melanda, tim Merah Putih memandang target tersebut masih realistis.
"Walau demikian, kami tetap pasang target tembus ke semifinal, kami berusaha positif saja dengan persiapan untuk setiap sektornya. Jadi masing-masing punya tanggung jawab dan juga punya fokus untuk masing-masing poin, bahkan kami berharap lebih," kata Susy Susanti yang saat ini juga menjabat sebagai Kabid Binpres PBSI, beberapa waktu lalu.
Akan tetapi, perjalanan Indonesia tak akan mudah untuk menggapai atau melebihi target tersebut, terlebih sejak dari fase grup 1D yang tergabung bersama Denmark dan India yang bukan merupakan tim sembarangan.
Partai pertama Indonesia sendiri akan berlangsung pada 23 Mei 2017 menghadapi India. Berdasarkan kekuatan kedua tim, Indonesia lebih diunggulkan di ganda putra dan campuran, sedangkan India memiliki keunggulan di tunggal putri lewat Pusarla V. Sindhu dan Sania Nehwal.
Dengan demikian, kunci dalam pertandingan ini ada di nomor tunggal putra, di mana kekuatan kedua tim berimbang. Walau demikian, masih ada kemungkinan mencuri poin dari nomor tunggal putri meskipun tipis, mengingat lawan tunggal putri Indonesia adalah pemain papan atas dunia.
Meski demikian, pelatih tunggal putri Minarti Timur, mengharapkan anak-anak asuhnya yaitu Fitriani, Dinar, dan Gregoria bisa membuktikan kualitas mereka saat berjuang dalam turnamen yang berlangsung di Gold Coast itu.
"Saya dan tim selalu berpesan pada anak-anak agar siapapun yang diturunkan harus berusaha mencetak poin jangan takut apapun yang orang anggap, kita under dog lah, gak diunggulkan lah yang penting main mati-matian," kata Minarti saat berbincang dengan Antara di Jakarta, Selasa (16/5).
Jika saat lawan India tunggal putri tidak diunggulkan, saat menghadapi Denmark yang merupakan tim paling kuat dengan bermodal kekuatan merata di setiap nomor pada Rabu (24/5) mendatang, para srikandi tunggal putri Indonesia memiliki peluang lebih besar dalam memberi poin bagi Tanah Air.
Tunggal putri bisa memberi kesempatan Indonesia menang lebih besar atas Denmark jika bisa menyumbangkan poin mengingat kekuatan kedua tim berimbang di nomor-nomor yang merupakan kekuatan utama Tanah Air, yakni ganda putra dan ganda campuran.
Pelatih ganda campuran Richard Mainaky menyebut kunci dari suksesnya Indonesia di turnamen beregu itu adalah mental para pemain untuk menambah strategi dari manajer dan pelatih.
"Karena itu, harapan saya sejak kami tiba di sana, motivasi pemain dan kondisinya terjaga di level yang tinggi bahkan melebihi ketika di Indonesia," kata Richard saat berbincang dengan Antara di Jakarta, Selasa (16/5).
Jika melihat peta kekuatan tim Indonesia dan calon lawan mereka, target menembus empat besar masih realistis dengan catatan kekuatan tim Merah Putih di Piala Sudirman 2017 harus memiliki performa yang stabil dan yang terpenting adalah daya juang tinggi dari seluruh punggawa tim nasional.
"Urusan menang dan kalah urusan nanti, yang penting berani dulu, karena semua hasil latihan akan percuma jika kita tidak ada keberanian untuk bertanding. Jangan kalah sebelum bertanding, harus terus berjuang," ujar Minarti.
(T.R030/B/M029/M029) 18-05-2017 21:52:31
Oleh Ricky Prayoga
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017