Gubernur BI Agus Martowardojo di Jakarta, Kamis, mengatakan pertumbuhan kredit yang terus menggeliat sejak Januari 2017, turut disebabkan pertumbuhan ekonomi domestik yang terus menunjukkan perbaikan. Di triwulan I 2017, pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,01 persen (yoy), atau di atas ekspetasi BI yang sekitar 4,9 persen.
"Di akhir tahun kita masih lihat pertumbuhan kredit sebesar 10 persen sampai 12 persen (yoy)," ujar Agus.
Agus berharap penyaluran intermediasi perbankan akan meningkat pada triwulan II, seiring dengan membaiknya kualitas kredit dan meningkatnya pertumbuhan ekonomi.
Per April 2017, kualitas kredit perbankan belum begitu membaik, dengan indikator kenaikan rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) menjadi 3,07 persen, dari Maret 2017 yang sebesar 3,04 persen.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Erwin Rijanto merinci pertumbuhan kredit April 2017 disumbang dari pertumbuhan kredit rupiah sebesar 9,67 persen dan kredit valas yang tumbuh 7,25 persen. Meskipun, belum menyentuh dua digit, Erwin menilai pertumbuhan kredit hingga Mei tahun ini sudah menunjukkan perbaikan jika dibanding periode sama tahun lalu.
"Apalagi kredit valas sudah tumbuh dibandingkan tahun lalu yang masih minus. Valas tahun lalu periode sama year to date masih -0,76 persen," ujar dia. Erwin mencatat sekotr kredit bisnis dan konsumsi juga menjadi pendorong pertumbuhan pada Januari-April 2017 ini.
Dari sisi kualitas kredit, Erwin meyakini membaiknya pertumbuhan ekonomi akan turut memperbaiki NPL secara signifikan. Di akhir 2017, Erwin memprediksi NPL perbankan bisa menurun ke 2,4-2,5 persen (gross).
Sedangkan untuk Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan, Erwin memerkirakan akan mencapai 9-11 persen (yoy).
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017