"Dari segi infrastruktur, operator telekomunikasi kita bisa mengembangkan bisnisnya di Suriname. Sedangkan di bidang aplikasi dan konten, kita bisa mengembangakan aplikasi dan konten yang sudah kita buat di Indonesia seperti aplikasi untuk rumah sakit, universitas, UKM, hingga finansial dan teknologi," katanya kepada Antara di sela-sela pertemuan bisnis Indonesia dan Suriname di kantor Kominfo, Jakarta, hari ini.
Ismail menambahkan, saat ini Suriname juga ingin menjadi broadband country dengan mencontoh apa yang sudah dilakukan Indonesia. "Untuk hal ini, kita bisa masuk di fixed broadband dan mobile broadband," lanjutnya.
Dengan masuknya industri telekomunikasi Indonesia di Suriname, Indonesia berpeluang menjangkau negara-negara Amerika Selatan yang berbatasan dengan Suriname.
"Salah satu caranya adalah dengan menjadikan Suriname sebagai hub (pusat) untuk telekomunikasi di sana. Perlu diketahui, telekomunikasi mereka masih berpusat di luar sehingga mereka sangat berkeinginan untuk mengembangkan industri ini di negara sendiri," kata Ismail.
Kominfo juga memfasilitasi pertemuan dengan beberapa industri telekomunikasi baik untuk infrastruktur, jasa, dan manufaktur.
"Seperti yang kami lakukan hari ini, kami mengundang Polytron agar pihak Suriname bisa melihat cara produksi komponen untuk telekomunikasi," kata dia.
Menurut Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan, kerja sama Indonesia dan Suriname adalah unik karena selain bisnis, juga karena kedua negara mempunyai kedekatan emosi.
"Nenek moyang mereka datang dari Jawa sehingga mereka sangat bangga dengan Indonesia," kata Samuel.
Ini adalah pertemuan kedua Indonesia-Suriname yang digelar di Jakarta setelah di kantor Kadin. Namun, untuk membahas ITC (informasi dan komunikasi teknologi), baru digelar pertama kali di kantor Kominfo.
Pewarta: Wawan Indrawan
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017