Jakarta (ANTARA News) - Rakyat Iran akan memilih presiden baru mereka esok Jumat 19 Mei di mana petahana Hassan Rouhani sedang memburu jabatan keduanya sebagai orang nomor satu di Iran.
Rouhani akan mendapat tantangan serius dari tokoh yang disebut media Barat sebagai ulama garis keras, Ebrahim Raisi. Dan berikut para calon presiden Iran, dikutip dari laman BBC.
Hassan Rouhani
Calon inkumben ini berusia 68 tahun dan dikenal sebagai ulama murah senyum dan lembut bertutur kata.
Terlahir dalam nama Hassan Fereydoun, dia mengadopsi nama Rouhani yang berarti jiwa, pada awal karir politiknya.
Dikenal cerdas dan orator, dia menyandang gelar PhD hukum dari Universitas Caledonian Glasgow, Skotlandia.
Rouhani berkuasa pada 2013 dengan mengusung agenda reformasi dan perubahan. Prestasi terbesarnya adalah menegosiasikan program nuklir Iran pada 2015 sehingga mengakhiri sanksi internasional yang panjang kepada Iran.
Dengan angka pengangguran 12,5 persen di mana kaum muda yang paling merasakan dampaknya, maka masalah ini akan menjadi isu utama bagi Rouhani yang memiliki basis pendukung generasi muda.
Rouhani memiliki satu istri dan empat anak. Dia menyingkirkan jauh-jauh keluarganya dari politik, kecuali adiknya yang mewakili dia dalam negosiasi program nuklir. Dia dituduh koruptif oleh lawannya.
Ebrahim Raisi
Ulama konservatif berusia 56 tahun itu adalah kejutan dalam Pilpres Iran kali ini. Dengan latar belakang hukum, dia kurang dikenal oleh rakyat Iran. Dia dekat dengan pimpinan Pengawal Revolusi dan didukung kelompok garis keras.
Disebut-sebut sebagai lawan utama Rouhani, Raisi memiliki titel PhD dalam hukum Islam dan melonjak karirnya lewat lembaga peradilan dengan menjadi jaksa penuntut Teheran pada usia 25 tahun.
Pada 1988 menjadi salah seorang dari empat hakim yang menduduki sebuah komisi yang dikenal dengan sebutan komisi maut karena memutuskan hidup mati ribuan tahanan politik yang kemudian dieksekusi begitu putusan dibuat.
Pada Maret 2016 Raisi dipilih untuk mengetuai yayasan paling kaya di Iran -Astan Quds Razavi- yang bertanggung jawab mengawasi tempat Syiah paling suci di Iran di kota Mashhad.
Dia adalah menantu Ayatollah Ahmad Alamolhoda, ulama garis keras di kota Mashhad.
Kandidat-kandidat lain
- Mostafa Mirsalim, tokoh ultrakonservatif dan mantan menteri kebudayaan yang pernah memberangus media massa independen Iran.
- Mostafa Hashemitaba, mantan menteri industri dan pertambangan. Pernah menjadi Ketua Komite Olimpiade Nasional Iran dan pernah mengikuti Pilpres 2001 namun hanya menduduki urutan 10 dari 10 kandidat.
* Mohammad Baqer Qalibaf dan Eshaq Jahangiri mundur dari pencalonan pada 15 dan 16 Mei.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017