Jakarta (ANTARA News)- Wakil Ketua MPR, Oesman Sapta Odang mengharapkan terwujud nilai perimbangan perdagangan antara Indonesia dan China guna mendukung pertumbuhan ekonomi kedua negara.
"Perdagangan Indonesia dengan China masih defisit. Indonesia lebih besar mengimpor barang dari China. Ini harusnya seimbang," kata Oesman dalam acara temu usaha perdagangan investasi pariwisata Indonesia-Tiongkok-Malaysia di gedung Dhanapala, Jakarta, Kamis.
Untuk mewujudkan perimbangan perdagangan Indonesia-China, Oesman menyarankan untuk menciptakan sistem perdagangan secara benar, seperti misalnya melalui forum jalur perdagangan di level akar rumput.
"Pintu selebar-lebarnya dibuka untuk semi finishing product Indonesia. Jadi jangan menjual material (mentah) Indonesia ke luar," ucap dia.
Selain itu, Oesman juga mengharapkan Indonesia-China menerapkan sistem perdagangan yang benar dengan tidak melalui negara ketiga, melainkan melakukan hubungan dagang langsung.
"Saya mendukung di bidang ekonomi, bahwa kita tidak perlu takut dagang kepada siapa pun di dunia ini," kata dia.
Sebagaimana diketahui, Badan Pusat Statistik mencatat secara kumulatif neraca perdagangan Indonesia pada Januari-April 2017 tercatat surplus sebesar 5,33 miliar dolar AS dengan ekspor mencapai 53,86 miliar dolar AS dan impor sebesar 48,53 miliar dolar AS.
Pada 2016, surplus neraca perdagangan untuk periode yang sama tercatat sebesar 2,65 miliar dolar AS. Tren surplus neraca perdagangan pada 2017 jauh lebih tinggi jika dibandingkan tahun sebelumnya.
Negara-negara yang tercatat sebagai penyumbang defisit bagi Indonesia selama periode Januari-April 2017 antara lain China yang mencapai 4,10 miliar dolar AS, Thailand 1,21 miliar dolar AS, dan Australia sebesar 997 juta dolar AS.
Pewarta: Calvin Basuki
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017