"Kemarin saya menerima kabar dari Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Pol Rudy Sufahriadi bahwa korban yang tewas dalam baku tembak di sana diketahui orang Bima, itu berdasarkan hasil identifikasinya," kata Brigjen Pol Firli di Mataram, Rabu.
Menindaklanjuti informasi tersebut, Firli kemudian memerintahkan jajarannya yang ada di Bima untuk melacak keberadaan sanak keluarga dari kedua korban yang identitasnya diketahui bernama Barok dan Askar.
Namun jajarannya yang bertugas di Bima ternyata sudah lebih dulu melacak sanak saudara dari Barok dan Askar.
"Nama orang tuanya, bapak, ibunya, adik-adiknya, sudah diketahui semua dan terkait kabar ini sudah juga diberitahukan kepada mereka," ujarnya.
Dalam komunikasi yang terjalin antara pihak keluarga dengan jajarannya yang dipimpin langsung oleh kapolres setempat, pihak keluarga menerima kabar duka ini dengan ikhlas.
Untuk itu, Polda NTB rencananya akan membantu pihak keluarga jika memang ingin melihat dan menyaksikan langsung jenazah korban yang kini masih disemayamkan di Rumah Sakit Bhayangkara di Palu, Sulawesi Tengah.
"Kalau seandainya pihak keluarga mau ke Poso, melihat jenazahnya di sana, kita siap memfasilitasi," ucap mantan ajudan Wakil Presiden Boediono di era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono tersebut.
Identitas Barok alias Firdaus alias Daus alias Rangga dan Askar alias Jaid alias pak guru terungkap setelah aparat mencocokkan wajahnya dengan foto yang terpampang dalam daftar pencarian orang (DPO).
Kedua anak buah Santoso alias Abu Wardah ini diketahui memiliki peranan penting dalam kelompok sipil bersenjata MIT. Barok sebagai ahli dalam penyerangan, sedangkan Askar ahli dalam merakit senjata dan bom.
Keahliannya itu diketahui berdasarkan pengakuan anggota kelompok sipil bersenjata MIT yang lebih dulu ditangkap hidup-hidup.
Keduanya dinyatakan tewas setelah baku tembak pada Senin (15/5) Siang, sekitar pukul 12.05 WITA, dengan Satgas Operasi Tinombala di daerah Simpang Angin, wilayah Pegunungan Biru, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.
Baku tembak terjadi saat Satgas Operasi Tinombala melakukan patroli rutin dan tanpa di sengaja bertemu dengan Barok dan Askar yang saat itu sedang bersama tujuh rekan lainnya.
Setelah Barok dan Askar berhasil dilumpuhkan, tujuh anggota lainnya melarikan diri dan tim satgas menemukan kedua jenazah beserta senjata api organik jenis SS1, satu pucuk senapan angin, dan sejumlah selongsong serta amunisi aktif.
Identitgas tujuh anggota yang melarikan diri dalam aksi baku tembak itu, antara lain Ali Muhammad alias Ali Kalora alias Ali Ambon asal Poso, Muhammad Faisal alias Namnung alias Kobar asal Poso.
Kemudian, lima lainnya yang berasal dari Bima, NTB, yakni Qatar alias Farel, Nae alias Galuh, Basir alias Romzi, Kholid dan Abu Alim.
Pewarta: Dhimas Budi Pratama
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017