Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo mengemukakan bahwa fokus pemerintah tetap pada pembangunan infrastruktur. Hal tersebut disampaikan Presiden kepada 30 pimpinan redaksi media massa, baik cetak, "online" (daring), radio dan televisi yang diundang ke Istana Merdeka, Jakarta, Rabu.
Presiden didampingi Menteri Sekretaris Negara menerima para pimpinan redaksi tersebut di ruang oval Istana Merdeka pada pukul 14.00 WIB.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden berbicara mengenai fokus pemerintah saat ini membangun infrastruktur, terutama pembangunan di luar Pulau Jawa.
"Terutama pembangunan pelabuhan baik pelabuhan lama atau ekspansi, juga pembangunan airport baru maupun perluasan, juga jalan baik trans Papua, tol di Sumatera serta beberapa lokasi menambah pembangkit listrik," kata Presiden di depan para pimpinan redaksi.
Presiden mengaku setiap melakukan kunjungan kerja ke daerah selalu mendapat laporan tentang kurangnya pasokan listrik, sehingga fokus pemerintah tetap pada pembangunan infrastruktur.
Jokowi meminta kepada para pemimpin redaksi yang hadir untuk tidak membelokkan pemberitaan tentang pembangunan infrastruktur tersebut hanya menguntungkan beberapa pihak saja.
"Pertanyaannya adalah infrastruktur itu untuk siapa, jangan dibelokkan kemana-mana. Infrastruktur ini pertama menciptakan lapangan kerja," ucap Presiden.
Jokowi juga mengaku kecewa tentang pemberitaan yang tidak mengangkat penyerapan tenaga kerja dalam pembangunan infrastruktur.
"Saya cek ke bawah, berapa orang yang terangkut dalam proyek ini, siapa mereka, dari mana mereka, dan itu tidak kecil, ada ribuan, ada ratusan. Angka-angka seperti itu yang tidak pernah diangkat, tidak pernah kita tulis," tutur Presiden.
Jokowi juga menyebut efek pembangunan infrastruktur ini juga bisa mengangkat perekonomian di daerah.
"Apakah ini untuk ekonomi daerah juga mempunyai efek? sangat, karena apapun perputaran uang menjadi lebih besar di daerah tempat infrastruktur itu dibangun. Ini sering yang dibiarkan dan tidak dibaca, saya kira hal-hal yang perlu disampaikan," pesan Presiden kepada para pimpinan redaksi.
Jokowi juga menyebut pembangunan infrastruktur ini juga berefek pada penjualan produk dan komoditas di daerah lebih lancar.
Presiden mencontohkan saat kunjungan kerja di Maluku Utara untuk meresmikan Pelabuhan Laut Tapaleo yang berada di Desa Tepeleo, Kecamatan Patani Utara, Halmahera Tengah.
Presiden mengungkapkan bahwa pelabuhan setingkat kecamatan ini awalnya hanya didatangi kapal empat bulan sekali, bahkan tidak ada kapal yang merapat karena ombak yang terlalu besar.
"Sekarang kapal yang sedang bisa merapat dan akhirnya tinggal masalah pembuatan manajemen jadwal kapal bisa datang ke sana. Sekarang sudah dua minggu sekali, tapi saya minta satu minggu sekali," ungkapnya.
Menurut Presiden, jika kapal datang rutin, pedagang akan datang rutin ke daerah tersebut walaupun hanya untuk membeli komoditas dengan jumlah sekali kecil.
"Itu memang kecil karena hanya beli pala berapa ton, kopra berapa ton, cengkeh berapa ton. Dulu tidak bisa barang-barang itu tidak terkirim dengan baik, sekarang bisa rutin disiapkan penduduk," ujarnya.
"Saya kira infrastruktur itu membacanya seperti itu," kata Presiden.
Jokowi juga menyampaikan kunjungan kerja ke Papua untuk meninjau pembangunan jalan trans Papua di Kabupaten Wamena yang lokasinya sangat ekstrem karena berada di pegunungan yang memiliki ketinggian 3.200-3.600 meter di atas permukaan laut.
Presiden berharap pembangunan jalan trans Papua yang nantinya bisa menghubungkan sembilan kabupaten akan menurunkan harga-harga komoditas yang saat ini masih sangat mahal.
"Kalau nanti truk sudah bisa lewat (di trans Papua) harga-harga semua yang ada di pegunungan tengah, ada sembilan kabupaten yang ada di situ, harganya pasti jatuh," kata Jokowi.
Presiden mengatakan tingginya harga di daerah pegunungan tengah Papua karena semua produk dan komoditas hanya bisa diangkut oleh pesawat.
"Semen harganya bisa Rp800 ribu bisa naik lagi Rp2,5 juta/zak karena dibawa oleh pesawat. Sehingga jika jalan itu ditembus, jembatannya semua selesai, maka harga di situ akan jatuh," harapnya.
Presiden mengakui jalan yang dibangun memang relatif pendek, yakni 287 kilometer, namun pembangunannya sangat sulit dan berat karena lokasinya di atas gunung dengan ketinggian 3.200-3.600 meter.
Jokowi menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur itu sangat basic (dasar) sekali dan semua negara mengerjakan hal sama apa yang dikerjakan Indonesia.
"Saya sampaikan pada menteri bahwa saya tidak akan kehilangan fokus untuk mengerjakan ini, sehingga konsentrasi anggaran, konsentrasi pekerjaan memang berapa pada hal-hal pada infrastruktur," kata Presiden.
Pewarta: Joko Susilo
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2017