Jakarta (ANTARA News)- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di Pasar Spot Antar Bank Jakarta, Rabu sore, menguat jauh di bawah level Rp8.800 per dolar AS menjadi Rp8.785/8.795 dibanding penutupan hari sebelumnya Rp8.803/8.805 atau naik 18 poin. Direktur Currency Management Group, Farial Anwar di Jakarta, mengatakan, aktifnya investor asing menempatkan dananya di pasar modal dan pasar uang merupakan faktor pemicu rupiah kembali menguat setelah dua hari lalu terkoreksi. Pelaku pasar mulai aktif bermain di pasar, setelah sebelumnya ada kekhawatiran Indonesia akan kembali terjadi krisis moneter, katanya, Menurut dia, untuk saat ini tidak ada pelarian modal asing ke tempat lain, karena Indonesia tetap merupakan pasar potensial bagi asing yang mencari keuntungan lebih baik dibanding negara lain. Kalau memang ada kekhawatiran adalah wajar bagi masyarakat Indonesia setelah mereka mengalaminya pada tahun 1997, katanya. Rupiah, lanjutnya akan terus menguat hingga mendekati level Rp8.700 per dolar AS, melihat pasar saham dan uang semakin ramai dengan aktifnya asing bermain di pasar. "Kami optimis rupiah akan mencapai level tersebut yang dipicu oleh "foreign Capital inflows" yang semakin besar masuk ke pasar domestik," katanya. Hal ini juga memicu ekonomi berjalan sesuai dengan yang ditargetkan pemerintah yang didukung infrastruktur yang makin membaik dan berjalan sektor riil, serta masuknya investasi asing dalam jangka panjang," katanya. Ia mengatakan, rupiah juga akan mendapat dukungan pasar apabila rencana bank sentral AS menurunkan suku bunganya yang saat ini mencapai 5,25 persen. Selain itu juga rencana bank sentral Jepang yang akan menaikkan suku bunganya menjadi 0,75 persen juga memberikan peluang bagi rupiah untuk kembali menguat, katanya. Yen saat ini turun terhadap dolar AS menjadi 120,20 dari sebelumnya 120,18 dan euro terhadap yen menjadi 163,40 dan euro terhadap dolar AS menjadi 1,3595. Menurut dia, yen tetap melemah terhadap dolar AS, setelah data pesanan mesin Jepang yang diperkirakan menguat bahkan merosot jauh di luar perkiraan pasar.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007