Kabul (ANTARA News) - Pasukan keamanan Afghanistan telah menguasai kembali sebuah pusat distrik yang dekat dengan Kunduz yang jatuh ke gerilyawan Taliban awal bulan ini, kata beberapa pejabat pada Selasa.
Sebuah pernyataan dari Kementerian Dalam Negeri mengatakan pasukan keamanan telah melancarkan operasi mereka untuk merebut kembali Qala-i-Zal, sebuah distrik di barat laut Kunduz, pada Selasa pagi dan telah mengamankan kantor gubernur, kantor polisi dan daerah lainnya.
"Saat ini, operasi besar di daerah yang tidak aman Qala-i-Zal sedang berlangsung," katanya.
"Pasukan keamanan Afghanistan tidak akan membiarkan gerilyawan Taliban memerintah rakyat kita di bagian manapun dari negara ini."
Kementerian Pertahanan mengatakan seorang gerilyawan telah terbunuh dalam operasi itu. Tidak ada kabar tentang korban dari pasukan keamanan
Pejuang Taliban menguasai Qala-i-Zal, di perbatasan dengan Tajikistan, pada 6 Mei saat mereka meningkatkan tekanan pada Kunduz di awal serangan musim semi tahunan mereka.
Pertarungan telah berlangsung di sekitar Kunduz, dengan pasukan keamanan berjuang untuk membuka jalan raya utama ke kota setelah jalan Itu diblokir dengan ranjau dan bom pinggir jalan.
Meski pusat kota itu sendiri berada di tangan pemerintah, Taliban menguasai sebagian besar distrik dan ribuan warga di sekitarnya dilaporkan telah meninggalkan rumah mereka untuk menghindari pertempuran.
Kunduz telah menjadi salah satu target utama Taliban sejak pasukan internasional sebagian besar mengakhiri misi tempur mereka di Afghanistan pada tahun 2014. Selama dua tahun terakhir, pemberontak telah dua kali berhasil merebut pusat kota untuk periode singkat sebelum diusir setelah beberapa hari pertempuran dan serangan udara.
Menurut perkiraan Amerika Serikat, pemerintah hanya mengendalikan sekitar 60 persen negara itu dengan sisanya di bawah kontrol Taliban atau diperebutkan oleh pemberontak.
Sementara itu Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull pekan lalu mengatakan pihaknya sedang mempertimbangkan permintaan NATO untuk menambah pengiriman pasukan ke Afghanistan.
Dia menyampaikan hal tersebut sehubungan dengan pertimbangan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang akan menambah pengiriman pasukan lagi dalam misi yang dipimpin NATO.
Turnbull tidak menyebut secara terperinci permintaan dari pihak militer NATO yang diterima dalam kunjungan Turnbull di Afganistan akhir bulan lalu, meskipun ia mengatakan "terbuka" pada media.
Australia saat ini menugaskan hampir 300 pasukan di Afghanistan serta memberi pelatihan bagi pasukan Afghanistan.
Petugas intelijen AS pada Kamis mengatakan bahwa keamanan di Afghanistan baca memburuk apabila pasukan keamanan dari AS dan sekutu pimpinan NATO tidak ditingkatkan.
Pasukan Afghanistan yang telah dilatih oleh sekutu NATO masih lemah dalam mengendalikan Afghanistan yang menghadapi konflik 16 tahun dengan Taliban.
Pada Februari, Jenderal John Nicholson dari AS yang menjadi komandan pasukan asing di Afghanistan mengatakan dalam dengar pendapat di kongres bahwa dia membutuhkan tambahan beberapa ribu pasukan internasional untuk mengunci Taliban, demikian Reuters.
(G003/M016)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017