Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa sore, bergerak menguat sebesar tujuh poin menjadi Rp13.296, dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.303 per dolar AS.
"Nilai tukar rupiah bergerak stabil dengan kecenderungan menguat, sentimen dari dalam negeri mengenai data ekonomi domestik masih menjadi salah satu faktor yang menjaga rupiah," ujar Analis PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong di Jakarta, Selasa.
Ia menambahkan bahwa data terbaru mengenai Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir triwulan I 2017 yang terkendali, turut menjadi sentimen yang menjaga fluktuasi mata uang domestik.
Bank Indonesia mencatat, ULN Indonesia pada akhir triwulan I 2017 berada pada posisi 326,3 miliar dolar AS, tumbuh terkendali sebesar 2,9 persen (yoy) atau sedikit meningkat dibanding triwulan sebelumnya yang sebesar 2,0 persen (yoy).
Dari eksternal, lanjut dia, sentimen mengenai kenaikan suku bunga acuan The Fed juga masih bervariasi. Potensi kenaikan suku bunga AS masih rendah menyusul proyeksi inflasi Amerika Serikat yang belum akan naik secara berkelanjutan.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menambahkan bahwa proyeksi Bank Indonesia terkait potensi penurunan kredit bermasalah (NPL) perbankan turut membantu menjaga mata uang rupiah bergerak di area positif.
"Kami melihat masih adanya peluang kenaikan pada rupiah seiring masih adanya sentimen positif itu," katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Selasa ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat ke posisi Rp13.296 dibandingkan hari sebelumnya (Senin, 15/5) Rp13.391 per dolar AS.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017