Jikalau pun dalam beberapa waktu terakhir ada gesekan antar kelompok di masyarakat, mulai saat ini saya minta hal-hal tersebut, gesekan tersebut untuk segera dihentikan

Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo meminta semua pihak untuk menghentikan gesekan yang membuat dinamika kehidupan berbangsa dalam beberapa waktu terakhir semakin memanas.

Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa, dalam jumpa pers bersama tokoh lintas agama.

Pada kesempatan itu sebanyak delapan tokoh lintas agama hadir, sementara Presiden Jokowi didampingi Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian dan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.

"Jikalau pun dalam beberapa waktu terakhir ada gesekan antar kelompok di masyarakat, mulai saat ini saya minta hal-hal tersebut, gesekan tersebut untuk segera dihentikan," kata Presiden.

Ia tidak ingin ada saling hujat, menjelekkan, fitnah, saling menolak, dan saling mendemo satu sama lain.

"Jangan saling menghujat karena kita ini adalah bersaudara, jangan saling menjelekkan karena kita ini bersaudara, jangan saling menolak karena kita ini bersaudara, jangan saling mendemo, habis energi kita untuk hal-hal yang tidak produktif karena kita adalah saudara sebangsa dan setanah air," katanya.

Presiden juga telah memerintahkan Kapolri dan Panglima TNI untuk tidak ragu-ragu menindak tegas segala bentuk ucapan dan tindakan yang mengganggu persatuan dan persaudaraan.

Selain juga tindakan yang dianggap mengganggu Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhineka Tunggal Ika serta yang tidak sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.

Pada kesempatan itu Presiden bersilaturahmi dengan tokoh agama dari MUI, NU, Muhammadiyah, Konferensi Wali Gereja Indonesia, Persekutuan Gereja Indonesia, Perwakilan Umat Buddha Indonesia, Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Majelis Tinggi Agama Konghuchu Indonesia, serta Panglima TNI dan Kapolri.

Presiden mengatakan pertemuan itu untuk membicarakan dinamika kebangsaan yang menjadi perhatian bersama.

"Dan saya senang mendengar komitmen semua tokoh agama dan umatnya untuk terus menjaga, terus mempertahankan, dan terus memperkokoh Pancasila dan UUD 1945 dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika," katanya.

Presiden juga menyatakan senang dan berterima kasih mendengar komitmen semua umat beragama untuk terus menjaga persatuan persaudaraan, perdamaian, dan toleransi antar umat, antar kelompok, dan antar golongan.

"Saya senang mendengar komitmen semua pihak untuk mendukung demokrasi yang sehat dan mendukung penegakan hukum," katanya.

Namun Presiden menyatakan perlu untuk menegaskan bahwa kebebasan, kemerdekaan untuk berserikat dan berkumpul dijamin oleh konstitusi.

Tetapi menurut dia, kebebasan itu harus sesuai dengan koridor hukum.

"Harus sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945, harus berada dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika," kata Presiden.

Pewarta: Hanni Sofia Soepardi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017