Mereka masuk dalam sembilan orang daftar pencarian orang di Poso sebagai anggota dari Mujahidin Indonesia Timur (MIT)."

Palu (ANTARA News) - Kapolda Sulawesi Tengah, Brigjen Polisi Rudy Sufahriadi menyatakan bahwa dua terduga teroris yang tewas dalam baku tembak bersama satuan tugas (Satgas) Tinombala di Poso diidentifikasi sementara bernama Barok dan Askar.

"Mereka masuk dalam sembilan orang daftar pencarian orang di Poso sebagai anggota dari Mujahidin Indonesia Timur (MIT)," kata Kapolda kepada sejumlah wartawan di Mapolda Sulteng, Selasa.

Dua orang itu yakni Askar alias Jaid alias Pak Guru asal Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Firdaus alias Daus alias Barok alias Rangga asal Bima NTB.

Kapolda yang didampingi oleh Panglima Komando Daerah Militer XIII Merdeka, Mayor Jenderal TNI Ganip Warsito menjelaskan kronologi baku tembak terjadi di daerah simpang angin wilayah gunung biru, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso, Selasa (15/5) sekitar pukul 12.05 Wita.

Saat itu kata Kapolda, pasukan Satgas Tinombala sedang melakukan patroli dan melihat ada empat orang yang berada di sebuah bivak dengan membawa senjata laras panjang. Melihat ciri orang yang tidak dikenal itu dan meyakini mereka bagian dari sembilan DPO, Satgas Tinombala langsung melakukan upaya untuk melumpuhkan, tetapi dibalas dengan tembakan dari kelompok tersebut.

"Dalam baku tembak, dua dari mereka tewas di tempat dan satu dari Satgas Tinombala terkena serpihan peluru yakni Pratu Zulfikar," ungkap Kapolda.

Usai baku tembak kata Kapolda, Satgas Tinombala mengamankan satu pucuk senjata api organik laras panjang SS-1 dan satu pucuk senjata api serta beberapa buah bom lontong.

Menurut Kapolda, keberhasilan operasi itu merupakan hasil kerjasama antara personel gabungan TNI dan Polri, yang setiap saat melakukan evaluasi baik di Palu, Poso maupun Manado.

Saat ini jenazah kedua DPO terorisme itu sedang dalam evakuasi dari Poso ke RSU Bhayangkara Palu untuk menjalani pemeriksaan identitas, sedangkan anggota TNI yang terluka sudah mendapatkan pertolongan medis di rumah sakit Poso.


Baca juga: (Kapolda: Presiden perintahkan kejar tujuh DPO di Poso)

Pewarta: Fauzi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017