Kulon Progo (ANTARA News) - Pengelola Desa Wisata Purwosari, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengembangkan destinasi baru "Ayunan Langit Watu Jaran".
"Wahana Ayunan Langit Watu Jaran ini dikembangkan untuk mendukung Desa Wisata Purwosari. Setelah sebelumnya, kami buka destinasi Gua Kidang Kencono," kata Kepala Desa Purwosari Purwito Nugroho Wiji Mulyanto di Kulon Progo, Selasa.
Ia mengatakan di wahana Ayunan Langit Watu Jaran ini, wisatawan disuguhi atraksi yang menggugah adrenalin. Pengunjung bisa menaiki ayunan dengan ketinggian delapan meter dan kedalaman jurang enam meter. Bukit Watu Jaran ini berada di ketinggian 750 mdpl.
"Silakan, bagi wisatawan yang mempunyai keberanian, datang untuk menikmati Ayunan Langit yang ada di Desa Purwosari," harapnya.
Purwito mengatakan harga tiket objek wisata Ayunan Langit sebesar Rp10 ribu per orang. Tiket ini, biaya ojek pulang pergi dan asuransi. Kemudian, bagi wisatawan yang akan menikmati ayunan dikenai biaya Rp20 ribu per orang dengan durasi sekitar lima menit.
"Total biaya untuk menikmati atraksi wisata Ayunan Langit Watu Jaran Rp30 ribu per orang," katanya.
Ia mengatakan kekuatan ayunan paling berat 500 kg. Alat yang digunakan dengan baja, sehingga bisa tahan dari korosi. Selain itu menggunakan empat batang besi supaya lebih kuat. Namun demikian, pihaknya akan melakukan perawatan secara berkala.
"Kami akan melakukan perawatan secara berkala. Alat ayunan bisa bertahan lebih dari tiga tahun," katanya.
Terkait jalan menuju Ayunan Langit Watu Jaran yang rusak, Purwito mengatakan akan dibangun pada 2017 ini dengan APBD kabupaten.
"Pertengahan tahun ini akan dibangun," katanya.
Salah satu pengunjung Ayunan Langit Watu Jaran, Ferdy Devian Supriyono, mengatakan saat naik ayunan, tangan dan kakinya dingin. Tapi setelah diayun, rasa itu hilang, dan adrenalin semakin meningkat.
Ia mendapat informasi keberadaan Ayunan Langit Watu Jaran dari media sosial. Untuk membuktikan hal tersebut, dirinya langsung ke sini.
"Saya dapat informasi dari instagram," katanya.
Kepala Dinas Pariwisata Kulon Progo Krissutanto mengatakan pengelola wisata memang harus membuat sesuatu yang unik, dan atraktif supaya dapat menarik kunjungan wisata. Di Desa Wisata Purwosari sangat lengkap mulai dari curug, gua hingga agrowisata wisata. Agrowisata didukung kebun salak, kambing PE, kapulaga, cengkih dan teh.
"Kami memberikan dukungan bagi masyarakat yang mengembangkan wisata. Kami akan mempromosikan objek wisata yang dikembangkan masyarakat," katanya.
Namun demikian, ia mengakui ada persoalan pengembangan objek wisata yakni infrastruktur jalan yang belum memadai. Untuk itu, pihaknya melakukan koordinasi dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman untuk pembangunan infrastruktur jalannya.
"Kendala pengembangan wisata di Bukit Menoreh yakni akses jalan," katanya.
Pewarta: Sutarmi
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017