Batu, Jawa Timur (ANTARA News) - Menneg Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault meluncurkan Generasi Bioenergi Indonesia dengan melakukan penanaman pohon jarak di Batu, Malang, Jawa Timur, Rabu. Walikota Batu Imam Kabul juga turut melakukan penanaman pada program yang diiikuti oleh 10 organisai kemasyarakatan dan pemuda (OKP) itu dan bertujuan meningkatkan peran generasi muda dalam pengadaan energi alterenatif. Ketua Umum Pemuda Tani, Soepriyatno, mengatakan, selain di Malang maka Generasi Bioenergi Indonesia juga dilakukan di daerah lainnya seperti di Nusa Tenggara Timur (NTT), Blora (Jatim), Purwakarta (Jabar), dan Karawang (Jabar). Untuk NTT bahkan tersedia lahan yang sangat luas. Ia mengatakan, sebelum dilakukan kegiatan pengembangan bioenergi bagi generasi muda itu diluncurkan, telah dilakukan penjajakan terlebih dahulu sehingga biji jarak yang dihasilkan ada yang menampung. Soepriyatno mengatakan, saat ini kegiatan itu diharapkan dapat menghasilkan 80 ton biji jarak yang sudah ada yang menampungnya, dan akan terus ditingkatkan menjadi 50 ton per hari. "Kalau belum ada pasarnya maka akan menjadi percuma," katanya. Selain itu, program tersebut juga sudah menerima bantuan 20 mesin pengolah biji jarak dari pemerintah. "Kalau kegiatan menjadi lebih besar lagi maka bisa minta mesin lagi ke Departemen Perindustrian," katanya. Untuk kegiatan tersebut juga sudah disediakan lahan pembibitan seluas 5 hektare. OKP yang ikut kegiatan tersebut antara lain, Gema Keadilan, Pemuda Tani, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Pemuda Katholik, dan Angkatan Muda Ka`Bah. Soepriyano mengatakan, masing-masing daerah akan mempunyai koordinator sendiri seperti di NTT oleh Pemuda Katolik sementara di Jawa Timur oleh Kosgoro. Sementara itu Adhyaksa mengatakan, gerakan yang dicanangkan tersebut tidak main-main dan bukan seremonial semata karena sudah ada kontrak pembelian hasil produksi. Adhyaksa mengharapkan generasi muda diarahkan ke hal-hal yang produktif. "Jika tidak maka organisasi kepemudaan akan ditinggalkan anggotanya," katanya. Ia mengatakan, generasi muda masuk organisasi karena mempunyai harapan, sehingga dengan adanya pemberdayaan pemuda maka pemuda juga dilatih untuk memberikan hasil yang produktif. Selama ini, kata Adhyaksa, pemuda masuk organisasi karena ingin menjadi bupati, gubenur. anggota DPR dan lainnya. "Hal ini tidak apa-apa tapi juga harus diperhatikan kepada kegiatan produktif lainnya," katanya. Safari Kunjungan Adhyaksa ke Batu merupakan salah satu rangkaian safari Kantor Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga ke Jawa Timur Senin (14/5) hingga Jumat (18/5). Sebelumnya rombongan mengunjungi Kabupaten Pacitan dan memberikan bantuan sedikitnya Rp1,170 miliar untuk kegiatan kepemudaan dan olahraga. Rombongan Adhyaksa juga menyambangi pesantren Gontor di Ponorogo, pesantren Lirboyo Kediri dan pesantren Yayasan Raushon Fikr di Jombang, guna silaturahmi dan memberikan bantuan-bantuan untuk kegiatan kepemudaan dan olahraga. Di pondok pesantren Gontor, Adhyaksa antara lain memberi bantuan dana kegiatan kepemimpinan muda Rp10 juta, pengembangan kewirausahaan pemuda Rp20 juta, dan peningkatan kualitas pendidikan jasmani dan olahraga Rp18,750 juta. Di Lirboyo, Adhayksa didampingi KH Idrus Anwar Mansur meresmikan perguruan pencak silat Sanggar Abdi Nusa sekaligus memberi bantuan Rp50 juta untuk pesantren tersebut. "Pencaksilat adalah identitas kita. Saya berharap dengan pencaksilat di Lirboyo bisa melahirkan atlet," kata Adhayksa. Di Jombang, Adhyaksa mendapat sambutan dari Bupati Jombang H Suyanto Jombang yang siap merealisasikan keinginan Menpora untuk mensejahterakan atlet yang berprestasi untuk dijadikan PNS. Di pesantren Yayasan Raushon Fikr di Jombang Adhyaksa juga memberi bantuan Rp50 juta untuk yayasan yang sedang membangun gedung sekolah tersebut.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007