"Saham Terregra Asia Energy akan diperdagangkan dengan kode TGRA. Tercatatnya saham itu maka total emiten di BEI sebanyak 543 emiten," ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat di Jakarta, Selasa.
Ke depan, ia mengharapkan bahwa perseroan dapat lebih menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan yang baik, serta melakukan keterbukaan informasi baik kepada Bursa maupun kepada publik.
"Semoga saham TGRA menjadi salah satu saham yang terus menjadi pilihan para investor dan manajer investasi dalam menentukan portofolionya," katanya.
Ia menambahkan bahwa saat ini terdapat sekitar 16 perusahaan yang sedang dalam proses penawaran umum saham perdana (IPO) di BEI. Pada 2017 ini BEI menargetkan sebanyak 35 perusahaan melakukan IPO.
"Dengan kondisi ekonomi domestik yang baik, inflasi cukup terkendali harusnya minat IPO akan lebih baik dibandingkan dengan 2016 lalu," katanya.
Terpantau, saham perdana TGRA ditransaksikan naik 70 persen menjadi Rp340 per saham dari harga perdana yakni Rp200. Total saham perseroan yang dilepas ke publik sebanyak 550 juta lembar saham. Dengan begitu, perseroan memperoleh dana IPO sebanyak Rp110 miliar.
Rencananya, perseroan mengalokasikan 97 persen dana IPO untuk penyertaan modal pada anak usaha yakni PT Terregra Hydro Power. Dana itu untuk menunjang pembiayaan dan belanja modal pada proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH).
Dan sisanya sekitar tiga persen akan digunakan untuk menunjang kegiatan operasional usaha jasa teknis dan pemasok suku cadang pembangkit listrik.
Wakil Direktur Utama Terrega Asia Energy Tbk, Lasman Citra menambahkan, setelah aksi korporasi ini, perseroan optimistis dapat semakin meningkatkan peran dalam penyediaan energi listrik di Indonesia, terutama energi baru terbarukan.
"Guna memenuhi permintaan listrik nasional, pemerintah juga menggandeng sektor swasta sebagai produsen listrik," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017