Bandung (ANTARA News) - Adam Kharis Pratama (17) tampak santai menjalani tes Saintek Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) di ruang Labtek VII ITB, meski fisiknya tak sama seperti teman-teman calon mahasiswa ITB lainnya.
Tak ada raut tegang di wajahnya usai mengerjakan soal-soal.
Peserta asal SMAN 1 Padalarang itu mengalami kelumpuhan di kakinya akibat terjatuh dan menimpa tulang ekornya saat berusia dua tahun. Oleh dokter, Adam divonis mengidap kelumpuhan pada kakinya sehingga terpaksa harus menggunakan kursi roda saat menjalani aktifitas.
Adam mengatakan, saat akan menjalani tes SBMPTN, ia diantarkan seorang sahabatnya ke ITB sejak pukul 04.00 WIB dengan menyewa mobil.
"Dari rumah pukul 03.30 WIB datang ke sini pukul 04.00 WIB salat di Masjid Salman. Keluarga saya ga ikut ke sini, mereka percaya ke saya dan mempercayakan ke teman saya untuk mengantarkan ke sini," ujar Adam di Bandung pada Selasa.
Adam mengaku, dirinya sudah mempersiapkan diri sejak jauh hari untuk menghadapi SBMPTN. Meski soal sulit, namun ia yakin mampu menjawab seluruh pertanyaan.
"Soalnya lumayan sulit tapi Insyaallah bisa," katanya.
Ia berharap bisa lolos dan masuk ke program studi astronomi ITB. Terlebih dirinya bercita-cita ingin menjadi seorang astronot di kemudian hari.
Adam bercerita, mimpinya tersebut berawal dari kebiasaannya memperhatikan langit, sehingga dalam benaknya timbul rasa penasaran meneliti langsung isi langit.
"Awalnya suka lihat langit jadi kepikiran pengen (jadi astronot), ada imajinasi. Ingin jadi bagian dari sejarah," katanya.
Sebanyak 16 orang penyandang disabilitas mengikuti tes SBMPTN yang diselenggarakan panitia lokal 34 Bandung di Kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) Kota Bandung.
"Bagi penyandang disabilitas yang mengerjakan di ITB disiapkan ruang khusus. Kita beri ruang bersekat-sekat," ujar Sekretaris Eksekutif I Panlok 34 Bandung, Asep Gana Suganda, di Kampus ITB Kota Bandung, Selasa.
Asep menuturkan, untuk keseluruhan peserta penyandang disabilitas di Panlok 34 Bandung, seluruhnya berjumlah 18 orang, di mana dua orang lainnya mengikuti tes di Universitas Siliwangi, Tasikmalaya, Jawa Barat.
"Dua orang itu penyandang disabilitas tuna daksa," katanya.
Ia merinci, dalam pelaksanaan SBMPTN 2017 Panlok 34 Bandung, para peserta penyandang disabilitas terdiri atas tuna rungu/tuna wicara berjumlah enam orang, tuna netra berjumlah tujuh orang, tuna daksa lima orang.
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2017