Kupang (ANTARA News) - Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nusa Tenggara Timur Marius Ardu Jelamu mengatakan Desa Waturaka di Kabupaten Ende, Flores, meraih penghargaan sebagai desa wisata terbaik kategori alam.
Penghargaan itu diberikan oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Sandjojo kepada sepuluh desa yang berhasil mengelola potensi pariwisata untuk memajukan ekonomi, dan satu di antaranya adalah Desa Waturaka di Kabupaten Ende, katanya di Kupang, Selasa.
Ia mengapresiasi penghargaan itu karena menunjukkan bahwa desa mampu berkembang dan berprestasi, terutama dalam mengoptimalkan keunggulan-keunggulan objek wisata dan destinasi yang dimiliki untuk meningkatkan kesejahteraan.
"Kami mengapresiasi penghargaan ini dan berterima kasih kepada Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Sandjojo yang memberikan penghargaan kepada sepuluh desa berhasil mengelola potensi pariwisata untuk memajukan ekonomi," katanya lagi.
Sepuluh desa penerima penghargaan itu terdiri dari sepuluh kategori, di antaranya yaitu pertama Nagari (Desa Adat) Sungai Nyalo di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat terpilih sebagai desa wisata terbaik untuk kategori perkembangan tercepat.
Kedua, Desa Madobak di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat sebagai desa adat terbaik. Ketiga Desa Tamansari di Banyuwangi, Jawa Timur sebagai desa wisata terbaik kategori jejaring bisnis.
Berikutnya, Desa Ubud di Gianyar, Bali sebagai desa wisata terbaik kategori budaya.
Selanjutnya keempat, Desa Pujon Kidul di Malang, Jawa Timur sebagai desa wisata terbaik kategori agrowisata. Lalu kelima, Desa Seigentung, Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai desa wisata terbaik kategori ilmu pengetahuan dan teknologi, dan beberapa desa penerima penghargaan lainnya.
Pemberian anugerah bagi sepuluh desa wisata terbaik ini dilaksanakan dalam rangka mendukung visi pemerintah untuk memajukan daerah melalui pariwisata karena sektor tersebut dinilai cepat dan mudah dikembangkan.
Ardu Jelamu menyebutkan di NTT saat ini memiliki ratusan desa wisata, dan ditargetkan hingga 2018 nanti akan ada 273 desa wisata di daerah yang kaya dengan potensi pariwisata bahari, air terjun, wisata alam, wisata budaya, dan wisata relijius.
Dalam RPJMD NTT pada periode kedua kepemimpinan Gubernur Frans Lebu Raya (2013-2018) ditargetkan hingga akhir 2018 ada 273 desa wisata di NTT.
"Target ini telah dicanangkan oleh Gubernur Frans Lebu Raya, setelah melihat potensi yang ada sejak awal 2008 memimpin daerah ini dengan 73 desa wisata dan terus bertambah dari tahun ke tahun selama ini," katanya lagi.
Penambahan jumlah desa wisata tersebut merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat NTT, khususnya di perdesaan.
"Pemerintah berkeyakinan bahwa desa wisata akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat," katanya lagi.
Desa-desa wisata saat ini, antara lain desa wisata Wae Sano, Cunca Lolos, dan Liang Dara di Kecamatan Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai.
Kemudian desa wisata Labuan Bajo, Komodo, Pasir Panjang, Desa Batu Cermin di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat.
Selanjutnya Desa Satarlenda, Kecamatan Satarmese, Kabupaten Manggarai, dan Desa Nangalabang, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur, serta desa wisata perkampungan tradisional Bena di Kabupaten Ngada dan perkampungan tradisional Boti di Kabupaten Timor Tengah Selatan.
Sebelumnya, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia memberikan penghargaan kepada sepuluh desa yang berhasil mengelola potensi pariwisata untuk memajukan ekonomi dalam kegiatan Expo BUMDes 2017 di Bukittinggi, Sumatera Barat.
Pewarta: Hironimus Bifel
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017