Batam, Kepulauan Riau (ANTARA News) - Pengusaha galangan kapal di Batam, Kepulauan Riau, berharap pemerintah terus melanjutkan program tol laut karena mampu menggairahkan industri pembuatan kapal.
"Program tol laut yang saat ini diwacanakan pemerintah secara langsung mampu menggairahkan pembuatan kapal yang akan berdampak bagi penyerapan tenaga kerja dan menggerakkan perekonomian daerah," kata Marketing Executive PT Bandar Abadi Andi Baso kepada pers di Batam, Kepulauan Riau, Senin.
Dikatakan, akibat adanya program tol laut maka banyak industri galangan kapal yang memperoleh pesanan kapal melalui lelang terbuka dari Kementerian Perhubungan.
Salah satu proyek pembangunan kapal perintis oleh Kementerian Perhubungan yang diharapkan selesai sampai akhir Desember 2017 adalah pembuatan kapal kontainer sebanyak 15 kapal.
Andi mengatakan, perusahaannya memenangkan lelang pembuatan satu dari 15 kapal kontainer yang dilelang oleh Kementerian Perhubungan pada Agustus 2015.
"Syarat yang diajukan oleh Kementerian Perhubungan untuk memenangkan lelang pembuatan kapal kontainer memang sangat ketat seperti jumlah tenaga ahli yang dimiliki harus mencukupi. Saat itu kita memang terkendala memiliki tidak banyak tenaga ahli sehingga hanya memenangkan pembuatan satu kapal kontainer 100 ton," katanya.
Project Manager PT Bandar Abadi Benediktus Telaubun, mengatakan pihaknya begitu memenangkan tender dan menandatangani kontrak pembuatan kapal kontainer pada 22 Desember 2015 langsung membuat kapal sesuai spesifikasi yang disyaratkan oleh Kementerian Perhubungan.
Hasilnya, katanya, saat ini pembuatan satu kapal kontainer yang diwajibkan dibuat sudah selesai 67 persen dan diharapkan bisa selesai keseluruhan awal Juli 2017.
"Jadi sebelum target yang diberikan Kemenhub akhir 2017 sudah harus selesai, bisa kita selesaikan lebih cepat dari waktu yang ditentukan mengingat September sudah bisa kita kirim ke pemerintah," katanya.
Dia mengatakan, sebenarnya perusahaannya yang memiliki luas lahan 38 hektare mampu membuat 15 kapal kontainer seperti yang diminta Kemenhub, tapi karena pada saat itu ada sejumlah persyaratan yang tidak dimiliki maka hanya bisa memenangkan membuat satu kapal kontainer.
"Kalau sekarang perusahaan diminta membuat 15 kapal kontainer kita mampu dan siap karena sejumlah persyaratan yang diminta pemerintah seperti sejumlah tenaga ahli pembuatan kapal, kita sudah punya," kata Benediktus.
Sejak berdiri 2006 perusahaan penanaman modal dalam negeri (PMDN) 100 persen tersebut sampai sekarang sudah bisa membuat sekitar 276 kapal, baik untuk memenuhi permintaan perusahaan lokal maupun asing seperti dari Malaysia dan Singapura.
Kapal yang sudah dibangun antara lain kapal tanker minyak, kapal pandu, kapal kotainer, serta melakukan reparasi kapal.
Kementerian Perhubungan dalam rangka mensukseskan tol laut rentang kurun waktu 2015-2019 merencanakan menyediakan 103 kapal perintis.
Tahun 2015 sudah selesai tiga kapal, tahun 2016 selesai 30 kapal, dan 2017 hingga 2019 diharapkan bisa selesai 70 kapal.
Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017