Sebelumnya pada Ahad, pemerintah setempat menyatakan keadaan darurat atas penyebaran wabah kolera dan meminta bantuan internasional untuk mengatasi bencana tersebut, lapor Reuters.
Kota Sanaa saat ini dikuasai oleh milisi bersenjata Houthi, sebuah kelompok yang dekat dengan Iran dan tengah bertempur melawan koalisi internasional pimpinan Arab Saudi. Lebih dari 10.000 orang telah tewas dan jutaan lainnya kehilangan rumah dalam perang saudara yang telah berlansung selama dua tahun dan menghancurkan sebagian besar infrastruktur negara tersebut.
Hanya sedikit fasilitas medis yang masih berfungsi, sementara dua pertiga penduduk Yaman kini harus bertahan tanpa akses terhadap air minum sehat, kata Perserikatan Bangsa-Bangsa.
"Apa yang terjadi saat ini telah melampauai semua sistem kesehatan manapun, lalu bagaimana kami bisa menanganinya di tengah situasi yang sulit dan kompleks ini," tulis kantor berita Saba, mengutip pernyataan menteri kesehatan pemerintahan versi Houthi, Mohammed Salem bin Hafeedh.
Kementerian kesehatan Houthi, setelah bertemu di Sanaa dengan Koordinator Humaniter PBB Jamie McGoldrick dan sejumlah pejabat organisasi internasional lain, meminta para donor dan organisasi kemanusiaan untuk membantu menangani "bencana yang belum pernah terjadi sebelumnya" ini.
Kementerian tersebut juga menyatakan "kondisi darurat kesehatan di ibu kota," demikian keterangan kantor berita Saba.
Saba menulis bahwa 8.595 dugaan kasus kolera telah dilaporkan di Sanaa dan sejumlah provinsi Yaman lainnya sepanjang 27 April sampai 13 Mei. Sejauh ini baru 213 kasus yang terbukti kolera.
Penyakit diare akut tersebut, yang bisa menyebabkan kematian hanya dalam beberapa jam jika tidak ditangani, telah menewaskan 115 orang, tulis Saba.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelumnya melaporkan jumlah kematian sebanyak 51 orang. Lembaga tersebut juga menyatakan bahwa 7,6 juta penduduk Yaman kini tinggal di wilayah yang beresiko tinggi terkena kolera.
Wabah kolera pada akhir tahun lalu sempat mereda, namun wabah serupa terus terjadi dengan frekuensi yang lebih tinggi.
Sanaa menjadi kota yang paling parah, disusul oleh provinsi Amanat al-Semah, demikian data WHO. Sejumlah kasus juga dilaporkan terjadi di sejumlah kota lain seperti Hodeidah, Taiz, dan Aden.
Sekitar 17 juta dari total 26 juta penduduk Yaman kini kekuarangan pasokan makanan dan sedikitnya tiga juta anak menderita kelaparan, kata PBB.
(Uu.G005)
Baca juga: (Kolera menyebar di Somalia, diperkirakan serang 50.000 orang)
Baca juga: (WHO tingkatkan upaya tanggulangi lonjakan kolera di Yaman)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017