"Dosen yang baik, rajin, amal baiknya sangat baik, sangat dicintai mahasiswanya, dan menjalankan tugas dengan disiplin," ujar Kadarsah di Masjid Salman ITB, Minggu malam.
Kadarsah mengatakan, Suryo memiliki tanggung jawab yang tinggi saat menjabat sebagai salah satu pengajar di ITB. Sehingga atas meninggalnya Suryo, membuat ITB harus rela ditinggalkan salahsatu putra terbaik yang dimilikinya.
"Amal baktinya besar untuk ITB. Dia salah satu putra terbaik ITB," katanya.
Ia pun mengucapkan belasungkawa, dan meminta agar keluarga yang ditinggalkan tetap tegar dan tabah melepas kepergian Suryo.
"Allah sangat mencintainya sehingga mendahului kita. Kita doakan almarhum khusnul khotimah. Semoga semua keluarganya diberikan ketabahan, kesabaran, menjalani ujian ini," kata dia.
Sebelumnya, Suryo dikabarkan menghilang pada Rabu (10/5) usai mengantarkan ibunya ke Terminal Leuwi Panjang. Pihak keluarga kemudian segera melapor kasus ini ke Polrestabes Bandung.
Polisi yang mendapatkan laporan, langsung bergegas mencari korban, hingga akhirnya melalui Polsek Cianjur mendeteksi keberadaan mobil yang digunakan Suryo tengah terparkir di kawasan Ciranjang dengan kondisi kosong.
Beberapa hari kemudian, polisi menemukan sesosok jasad mengambang di Waduk Cirata, Ciranjang, Kabupaten Cianjur. Setelah dilakukan visum, jasad tersebut terkonfirmasi yakni Suryo Utomo.
Jenazah Suryo kemudian dibawa ke Bandung untuk disemayamkan dan disalatkan di Masjid Salman ITB. Setelah itu, almarhum akan dikebumikan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Cikutra, Kota Bandung.
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017