Siti Aini, warga di lokasi kejadian yang menjadi saksi mata detik-detik kebakaran pasar legendaris di Bumi Reog itu mengatakan, asap hitam mulai tampak sekitar pukul 20.00 WIB dan kemudian diikuti kobaran api yang semakin besar.
"Asap munculnya di tengah, tapi kemudian api terlihat berkobar di sisi selatan bagian barat," katanya dihubungi Antara melalui telepon.
Belum ada laporan ada/tidaknya korban jiwa maupun kerugian material. Saat berita ditulis, tutur Aini, api masih terus berkobar dan merembet di ke bagian timur.
Upaya pemadaman hingga menjelang larut malam terus dilakukan. Sejak dua unit PMK milik Pemkab Ponorogo dikerahkan pada sekitar pukul 20.15 WIB hingga akhirnya berdatangan unit PMK bantuan dari swasta maupun daerah lain, si jago merah tak kunjung bisa dipadamkan.
"Upaya pemadaman tidak mudah karena angin bertiup kencang," kata Kapolsek Balong AKP Sukamto yang membantu upaya evakuasi dan pemadaman pasar Songgolangit.
Sukamto tidak banyak berkomentar kepada awak media karena langsung bergerak menghalau massa yang melihat kebakaran agar tidak terlalu dekat dengan lokasi kejadian.
Sementara itu Kapolres Ponorogo AKBP Suryo Sudarmadi belum bisa dihubungi. Beberapa kali teleponnya tidak tersambung, demikian juga Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ponorogo Setyo Budiono.
Pasar Songgolangit merupakan pasar besar yang sudah berusia puluhan tahun dan menjadi ikon legendaris sebagai pasar rakyat terbesar di wilayah bumi Reog.
Saat masih dalam bentuk bangunannya yang tradisional satu lantai, pada 2002 pasar Songgolangit sempat mengalami kebakaran hebat sehingga meluluhlantakkan keseluruhan lapak dan isinya sehingga rata dengan tanah.
Pasar besar ini kemudian direhabilitasi dan revitalisasi total sehingga memiliki konstruksi modern berlantai dua yang selesai pembangunannya pada 2005.
Menurut keterangan Aini, pasar Songgolangit terisi penuh oleh ratusan pedagang. Lantai bawah diisi untuk berjualan aneka sembako dan kebutuhan pokok, sementara lantai dua diisi aneka dagangan plastik dan konveksi.
Pewarta: Destyan Handri Sujarwoko
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017