Jakarta (ANTARA News) - Setidaknya dua rumah sakit di Jakarta yaitu Dharmais dan Harapan Kita diserang oleh ransomware berjenis WannaCry pada Jumat (12/5) yang menyebabkan data pasien dalam jaringan komputer rumah sakit tidak bisa diakses.


Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara di Jakarta, Minggu, mengatakan belum bisa memastikan jumlah kerugian yang ditimbulkan, dan menjelaskan secara sederhana cara kerja serangan itu.


"Kerugian material? Malware ini memblokir apabila kita mengakses data yang kita miliki, jadi tidak tahu saya (berapa kerugiannya), setahu saya tidak menghancurkan data yang ada," katanya dalam konferensi pers, siang ini.


Akibatnya, kata Rudiantara, proses bisnis di rumah sakit, harus dilakukan secara manual sehingga memperpanjang proses registrasi pasien serta proses lainnya.


"Biasanya registrasi bisa langsung masuk ke dalam jaringan, dokternya, tetapi akibat serangan ini, semuanya harus dilakukan pakai kertas secara manual. Konsekuensi yang kami ketahui sekarang, seperti itu," kata dia.


Pria yang karib disapa Chief RA itu mengatakan, Kemenkominfo sudah berkoordinasi dengan Rumah Sakit Dharmais untuk menanggulangi serangan tersebut.


Selain itu, ia juga mengatakan sudah mempersiapkan tim khusus menghadapi persoalan ini yang antara lain meliputi Direktorat Keamanan Kemenkominfo dan pegiat keamanan siber, serta bekerjasama dengan sejumlah pihak dari luar Indonesia.


"Karena peristiwa ini mendunia jadi kami tidak hanya berkerjasama dalam negeri, tetapi juga secara internasional. Kalau dalam negeri kita sudah siapkan tim khusus dari Kemenkominfo," ujar Rudi.

Pewarta: Try Reza Essra
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017