Lumajang, Jawa Timur (ANTARA News) - Seorang pendaki bernama Anthina Sumartina Isvandri (58) asal Jakarta Selatan meninggal dunia karena tertimpa bongkahan batu besar saat menuju ke puncak Gunung Semeru, yang memiliki ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut, Sabtu.
"Korban mendaki bersama rombongan 53 orang dalam tiga kelompok. Mereka telah mendaftar dan registrasi pada Kamis (11/5) di Pos Ranupani, Kabupaten Lumajang," kata Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), John Kenedie, melalui pesan singkat di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Berdasarkan KTP, Isvandri lahir pada 10 Juli 1959 di Jakarta, beragama Islam, pekerjaan wiraswasta, dan beralamatkan di Jalan Syarpa 114 A, RT 009/01 Kelurahan Cianjur, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan.
"Korban meninggal dunia karena tertimpa bongkahan batu besar di lereng Gunung Semeru dan korban diduga kurang hati-hati saat melakukan pendakian ke gunung tertinggi di Pulau Jawa itu," tuturnya.
Menurut dia, Balai Besar TNBTS hanya merekomendasikan pendakian hingga batas Pos Kalimati saja dan pendaki dilarang naik ke puncak Semeru alias Mahameru.
"Pihak TNBTS mempersyaratkan surat keterangan sehat dari dokter sebagai syarat utama dalam mendaki Gunung Semeru mengingat beratnya medan," katanya.
Setelah tertimpa batu itu, lanjut dia, Isvandri langsung dievakuasi dengan bantuan porter ke kantor resort Balai Besar TNBTS dan tiba pada Sabtu pukul 12.00 WIB, kemudian jenazah dibawa ke RSUD Lumajang untuk divisum.
"Sambil menunggu proses visum korban, petugas TNBTS membantu pengurusan proses klaim asuransi yang bersangkutan," ujarnya.
"Keluarga korban bisa menerima kejadian itu karena meninggalnya Anthina Sumartina Isvandri adalah murni kecelakaan," katanya.
Jalur pendakian Gunung Semeru di perbatasan Kabupaten Lumajang-Malang dibuka sejak 5 April 2017 dengan rekomendasi batas pendakian hingga Pos Kalimati. Pendaki dilarang keras mendaki ke Mahameru karena berbahaya seiring dengan statusnya yang masih waspada.
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017